Investor China Akan Bangun Pabrik Sagu Rp850 M di Papua
Investor juga akan membangun pembangkit listrik tenaga biomassa dengan kapasitas 6MW.
Investor juga akan membangun pembangkit listrik tenaga biomassa dengan kapasitas 6MW.
Bareksa.com - Industri sagu kembali menarik minat investor asing. Kali ini investor China meminati pembangunan pabrik pengolahan makanan asli dari Papua ini.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Kamis 17 Maret 2015 mengatakan investor dari Negeri Tirai Bambu berminat membuat pabrik pengolahan Sagu. Nilai investasinya diperkirakan akan mencapai Rp850 miliar.
Franky mengatakan pembangunan pabrik sagu ini sangat bernilai strategis. Pasalnya, pabrik ini tergolong padat karya dan dilakukan di Papua.
Promo Terbaru di Bareksa
"Minat investasi yang disampaikan oleh investor Tiongkok tersebut positif tidak hanya dalam meningkatkan investasi ke Indonesia, tapi juga berperan penting dalam pengembangan Papua," ujarnya
Industri pengolahan sagu ini diperkirakan akan menyerap 1.500 tenaga kerja. Pabrik pengolahan sagu ini diperkirakan akan memiliki kapasitas 60.000 ton per tahun.
Selain itu akan dibangun juga pabrik pengolahan kayu seluas 100 ribu meter kubik dan pembangkit listrik tenaga biomassa dengan kapasitas 6 MW.
"Pembangkit listrik akan menggunakan 45 ton boiler. Ini akan digunakan untuk kepentingan sendiri," katanya.
Franky mengungkapkan, 80 persen dari kapasitas produksi akan ditujukan untuk ekspor. Inilah yang akan menambah nilai strategis proyek ini untuk Indonesia.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Tamba Hutapea menyatakan investor telah bertemu dengan Badan Penanaman Modal PTSP Jayapura dan meninjau Sarmi untuk potensi sagu dan perikanan.
Tamba mengatakan BKPM akan memfasilitasi komitmen investasi ini sehingga bisa segera direalisasikan.
"Tahun ini kami akan fokus mengunjungi 10 provinsi di Tiongkok. Ini dilakukan untuk menjaring minat investor Tiongkok ke Indonesia," ujarnya.
Dari data yang dirilis oleh BKPM nilai komitmen investasi dari Tiongkok Januari - Februari 2016 sudah mencapai angka US$ 3,2 miliar. Tiongkok berada di peringkat ketiga daftar negara teratas asal komitmen investasi yang masuk ke Indonesia di bawah Amerika Serikat dan Singapura.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.