INDF, UNVR, ICBP, HMSP Melesat Sejak Awal Tahun, Apa Faktor Pendorongnya?

Bareksa • 07 Mar 2016

an image
Pembeli memilih makanan dan minuman di salah satu pusat perbelanjaan di Tangerang, Banten, Kamis (17/7) - (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Sejak awal tahun 2016, hingga penutupan Jumat, 4 Maret 2016 Indeks Konsumer mengalami kenaikan paling signifikan 16,6%

Bareksa.com - Sejak awal 2016 hingga penutupan  akhir pekan lalu (Jumat, 4 Maret 2016) Indeks Konsumer naik paling signifikan sebesar 16,6 persen. Kenaikan tersebut jauh di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  yang meningkat sebesar 5,61 persen.

Sementara Indeks Manufaktur dan Aneka Industri berada di urutan selanjutnya dengan kenaikan masing-masing 13,35 persen dan 10,67 persen.

Grafik: Pergerakan Indeks Sektoral 30 Desember 2015 -  4 Maret 2016

Data: Bareksa.com

Melesatnya indeks konsumer tak lepas dari kenaikan harga saham dari sektor tersebut. Harga saham  PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) melonjak paling tinggi 44 persen menjadi Rp7.475 dari sebelumnya Rp5.175. Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga melejit sebesar 22,16 persen menjadi Rp45.200  dari sebelumnya Rp37.000. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 18,18 persen menjadi Rp15.925  dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) melesat 15,9 persen menjadi Rp108.950.

Grafik: Pergerakan Harga Saham Konsumer 30 Desember 2015 - 4 Maret 2016

Sumber: Bareksa.com

Faktor apa saja yang menjadi pendorong naiknya saham-saham dari sektor konsumer?

Sejumlah saham konsumer meningkat seiring dengan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2016. Sebanyak 16 provinsi telah menetapkan kenaikan upah tersebut bervariasi, yaitu antara 6,7 - 17,2 persen dibandingkan dengan Upah Minimum Provinsi 2015.

Hal tesebut mendorong indeks penghasilan menguat sebesar 2,3 poin. Namun sayangnya persepsi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini jika dibandingkan dengan enam  bulan lalu menurun tipis 1,2 poin.

Grafik: Perkembangan Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Februari 2016

Sumber: Bank Indonesia

Keyakinan konsumen pada dua bulan pertama 2016 juga semakin baik. Hal tersebut tercermin dari indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Januari sebesar 112,6 dan pada Februari tercatat sebesar 110.

Pada 5 Januari, pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang dapat meningkatkan keyakinan konsumen, seperti penurunan  harga bahan bakar minyak (BBM), gas dan tarif listrik. Selain itu pada 14 januari Bank Indonesia juga memangkas tingkat suku bunga menjadi 7,25 persen  dari sebelumnya 7,5 persen.

Beberapa kebijakan tersebut dapat mendorong daya beli masyarakat karena rendahnya bunga pinjaman.

Grafik : Keyakinan Konsumen Januari 2014 - Februari 2016

 

Sumber: Bank Indonesia

Membaiknya persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang dapat menopang optimisme keyakinan konsumen-- di atas 100 meskipun pada Februari keyakinan konsumen mengalami sedikit penurunan.