Di Luar Prediksi, Februari Deflasi 0,09% Akibat Harga Bahan Makanan Turun

Bareksa • 01 Mar 2016

an image
Presiden Joko Widodo memilih wortel untuk dibeli ketika berkunjung ke Pasar Pagi Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (28/2) sekaligus meninjau langsung harga beras yang beredar di masyarakat setelah operasi pasar beras digelar beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

Deflasi paling tinggi terjadi di Merauke sebesar 2,95 persen.

Bareksa.com - Pada Februari 2016 Indonesia mencatatkan deflasi sebesar 0,09 persen. Dari 82 kota IHK, sebanyak 52 kota mengalami deflasi dan 30 kota mengalami inflasi.

Deflasi paling tinggi terjadi di Merauke sebesar 2,95 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,02 persen.

Ketua BPS Suryamin, dalam keterangan pers, Selasa 1 Maret 2016 mengatakan deflasi terjadi karena adanya penurunan beberapa indeks pengeluaran, seperti kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan juga bahan bakar sebesar 0,45 persen.  

Selain itu ada juga pengurangan pengeluaran di kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,45 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,63 persen, kelompok sandang 0,64 persen, kelompok kesehatan 0,26 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,06 persen.

"Tingkat inflasi tahun kalender Januari - Februari 2016 sebesar 0,42 persen dan tingkat inflasi year on year sebesar 4,42 persen," katanya.

Inflasi komponen inti pada Februari 2016 sebesar 0,31 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari - Februari) 2016 sebesar 0,60 persen. Sedangkan inflasi komponen inti year on year menjadi 3,59 persen.

Angka inflasi Februari kali ini lebih rendah daripada perkiraan analis. Chief Economist dari Kim Eng Maybank, Juniman mengungkapkan ada beberapa alasan inflasi pada Februari akan berada di angka  0,05 persen. Menurut dia, tekanan inflasi lebih rendah setelah adanya potensi penurunan harga bahan bakar akibat kuatnya nilai tukar rupiah dan rendahnya harga minyak dunia.

Pasalnya, selama Februari, menurut Juniman, harga bahan makanan seperti minyak goreng, bawang putih, ayam, telur, tempe, gula, cabai merah, dan kacang hijau menurun. Bahan bakar non subsidi pun menurun akibat turunnya harga minyak dunia.

Namun, beberapa harga barang dan jasa masih naik, seperti sewa rumah, mobil, daging, beras, mie instan, ikan air tawar dan ikan laut.

Peran Komponen Pendukung Inflasi

Sumber: BPS & Maybank Indonesia Economic Research

"Berdasarkan faktor-faktor tersebut kami memperkirakan inflasi Februari 2016 akan sebesar 0,05 persen, lebih rendah dari angka inflasi Januari. Adapun inflasi year on year akan meningkat menjadi 5,56 persen dari 4,14 persen pada  Januari," kata Juniman.