Bareksa.com- PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengalami kenaikan harga saham paling signifikan secara year to date (YTD) jika dibandingkan tiga perusahaan konstruksi pelat merah lainnya. Hal tersebut didukung prestasi perseroan yang berhasil meraih kontrak sebesar Rp1 triliun di bulan pertama tahun 2016 ini.
Menurut Sekretaris Perusahaan, Ki Syahgolang, dalam rilis yang disampaikan kepada Bareksa, pada bulan Januari 2016 berhasil meraih kontrak senilai Rp1,1 triliun atau naik nyaris 6 kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya. "Sepanjang Januari 2016 ADHI berhasil mendapat kontrak baru sebesar Rp1,1 triliun atau 65 persen dari total tender diikuti senilai Rp1,7 triliun."
Raihan tersebut didominasi oleh lini bisnis konstruksi sebesar 86,9 persen sementara sisanya dari bisnis lainnya. Berdasarkan segmentasi sumber proyek, realisasi kontrak baru paling besar didapat dari proyek swasta yakni 46,9 persen, diikuti oleh BUMN 26,6 persen. Sedangkan proyek pemerintah yang didanai APBN dan APBD menyumbang 26,5 persen dari total raihan kontrak.
Perlu diketahui juga, realisasi kontrak baru di bulan Januari 2016 yang telah diperoleh oleh Adhi Karya diantaranya adalah proyek pembangunan Rumah Susun Bojong senilai Rp241,7 miliar di Bogor, pekerjaan struktur dan arsitektur pembangunan fasilitas produksi Gedung Pharma I dan gedung utility pabrik PT Kimia Farma (Persero) Tbk. senilai Rp136,5 miliar di Bandung, dan pembangunan takultas tehnik UNHAS (JICA) dengan nilai Rp129,0 miliar di Makassar.
Grafik: Segmen Realisasi Perolehan Kontrak ADHI Januari 2016
Sumber: Adhi Karya
Hingga penutupan kemarin harga saham ADHI telah naik menjadi Rp2.610 atau naik 21,96 persen, jika dibandikan harga saham awal tahun 2016 yang berada di level Rp2.140, Sementara kenaikan berikutnya ditunjukan perusahaan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sebesar 11,08 persen, PT Wijaya Karya Sebesar 1,33 persen dan yang terakhir PT PP Tbk (PTPP) Sebesar 0,39 persen.
Garfik: Pergerakan Harga Saham Empat Perusahaan BUMN Secara Year to Date (YTD)
Sumber: Bareksa.com