Kartu Jakarta Pintar Dorong Penjualan Ramayana pada Desember

Bareksa • 01 Feb 2016

an image
Salah satu gerai Ramayana Lestari Sentosa di Jakarta (Company)

secara valuasi, saham Ramayana lebih murah dari kompetitor

Bareksa.com - Saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) sepekan terakhir menunjukkan peningkatan harga signifikan. Hal tersebut tidak terlepas dari positifnya pencapaian perusahaan pada Desember 2015. Perusahaan ritel yang berfokus pada segmen menengah ke bawah ini berhasil mencetak penjualan senilai Rp755 miliar, rekor dalam lima tahun terakhir.

Berdasarkan data riset Mandiri Sekuritas yang telah dipublikasikan pada 12 Januari 2016, besarnya pencapaian perseroan didukung kenaikan penjualan di wilayah Jakarta dan sekitarnya, di mana pertumbuhan penjualan di wilayah ini mencapai 13,9 persen. Padahal di wilayah lainnya pertumbuhan tidak lebih dari 4,5 persen.

Grafik: Pertumbuhan Penjualan RALS Berdasarkan Wilayah


sumber: Riset Mandiri Sekuritas

Linda Lauwira, Analis CIMB Securities dalam riset yang telah dilaporkan pada 12 Januari 2016, menyebutkan bahwa tingginya pertumbuhan penjualan Jakarta antara lain didukung program subsidi pendidikan yang dijalankan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Pemerintah DKI Jakarta yang dipimpin Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada 2015 lalu mempermudah cara pencairan subsidi sebesar Rp500.000 per siswa khusus untuk  pembelian alat tulis dan perlengkapan alat sekolah (pakaian seragam, tas, dan sepatu). Dikutip dari situs resmi Bank DKI, dana tersebut bisa dibelanjakan di toko ritel yang menyediakan EDC (electronic data capture) Bank DKI dan Debit Prima.

"Kuatnya pencapaian di Jakarta bisa dikaitkan dengan implementasi sistem subsidi non-kas Kartu Jakarta Pintar (KJP), di mana Ramayana ditunjuk sebagai salah satu penjual (tas, dan sepatu sekolah)," kata Linda.

Pendapat senada juga dikemukakan analis Macquarie Fransisca Widjaja dalam riset yang dipublikasi pada 11 Januari 2015. "Subsidi yang baru didistribusikan pada 15 Desember, paling mungkin memberi kontribusi besar (pada penjualan RALS)," ujarrnya.

Grafik: Penjualan RALS Bulan Desember


sumber: Riset Mandiri Sekuritas

Di luar itu, meningkatnya indeks kepercayan konsumen (IKK) pada Desember menunjukkan peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat Indonesia pada akhir tahun. Hal tersebut diindikasikan sebagai salah satu faktor yang ikut mendorong naiknya penjualan RALS pada akhir 2015. "Jika IKK (2016) tetap kuat, kami melihat prospek yang lebih baik bagi Ramayana tahun 2016," kata Linda.

Namun, menurut Linda, ada hal lain yang juga perlu diperhatikan, yakni rendahnya harga minyak dunia. Hal tersebut masih menjadi ganjalan bagi prospek harga komoditas yang masih menjadi andalan pertumbuhan ekonomi di sejumlah kota di luar Pulau Jawa. Walhasil diperkirakan penjualan di luar Pulau Jawa masih mengalami tekanan.

Di samping pencapaian pada akhir 2015, harga saham RALS tampak menarik dengan valuasi yang lebih murah dibanding sejumlah pesaingnya, seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Rasio harga terhadap laba (price to earning ratio/PER) RALS saat ini berada pada level 13,62 persen, nilai tersebut jauh di bawah LPPF sebesar 26,97 persen dan MPPA 20,66 persen.