MARKET FLASH: Waskita & Jasa Marga Siapkan Obligasi; 5 Holding BUMN Dibentuk

Bareksa • 29 Jan 2016

an image
Presiden Direktur PT Wijaya Karya Tbk Bintang Perbowo (kiri) berbincang dengan Direktur Utama Waskita Karya M Choliq (kanan) sebelum rapat terbatas kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/3). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

MBTO caplok merek Rudy Hadisuwarno; TBIG rencanakan capex Rp2 triliun


Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Holding BUMN

Kementerian BUMN menyiapkan aksi korporasi yang melibatkan perusahaan pelat merah di sektor konstruksi dan infrastruktur. Targetnya, jumlah BUMN karya mengerecut menjadi lima entitas besar dari semula 16 perusahaan. Kelima perusahaan tersebut adalah PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Hutama Karya, dan Perum Perumnas. 

Salah satu skema aksi korporasi yang disiapkan tahun ini di antaranya adalah imbreng atau penghitungan aset sebagai setoran modal yang melibatkan PT Indra Karya ke perusahaan operator jalan tol JSMR. Selain itu, WSKT akan mengakuisisi PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Pada 2019, BUMN karya bakal fokus pada empat lini utama, yaitu  konstruksi dan EPC, konsesi, properti dan real estate, serta manufaktur dan material. (Bisnis Indonesia)

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) 

WSKT dan JSMR akan menerbitkan obligasi senilai total Rp3,5 triliun pada semester I-2016. WSKT akan menerbitkan Rp2 triliun, yang merupakan bagian penawaran umum berkelanjutan Rp5 triliun. Sementara itu, JSMR akan menerbitkan obligasi Rp1,5 triliun untuk melunasi utang. 

WSKT akan menerbitkan obligasi tahap pertama dalam dua seri bertenor tiga dan lima tahun. Hasil penerbitan akan dipakai untuk modal kerja berbagai proyek termasuk jalan tol dan light rapid transit (LRT) di Palembang. Di sisi lain, JSMR juga akan menerbitkan obligasi dalam PUB tetapi nilai totalnya belum dapat disebutkan. (Bisnis Indonesia, Kontan)

PT Martina Berto Tbk (MBTO) 

MBTO resmi mencaplok merek produk kecantikan dan perawatan rambut Rudi Hadisuwarno dengan nilai pembelian Rp58 miliar. Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil dalam keterbukaan informasi menuturkan transaksi tersebut telah dilakukan perseroan pada 25 Januari 2016 dan didasari pada hasil keputusan RUPSLB pada 16 Juni 2015.

Merek dagang yang dibeli, yakni Rudy Hadisuwarno kosmetik, logo, dan tanda tangan dengan nomor pendaftaran IDM000232959 dan IDM000373006 kelas barang/jasa NCL9 03 pada Ditjen HaKi, Kemenkum & HAM. Pembelian itu didanai oleh hasil penawaran umum sebesar Rp21 miliar dan Rp37 miliar didanai dari pinjaman bank. Dengan akuisisi itu, MBTO telah memiliki 10 merek kecantikan termasuk Dewi Sri Spa, Sariayu, dan PAC Martha Tilaar.  

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) 

TBIG ingin mengakuisisi 2.500 menara telekomunikasi milik PT XL Axiata Tbk (EXCL). Untuk memuluskan rencana itu, TBIG mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) mencapai Rp 2 triliun. Selain membidik menara EXCL, TBIG akan memakai belanja modal untuk kebutuhan perawatan dan pembangunan menara. 

Belanja modal TBIG berasal dari kas internal, pinjaman bank dan penerbitan obligasi. Direktur Utama TBIG Herman Setya Budi mengkonfirmasi, TBIG mengikuti proses lelang menara EXCL. Selain berencana mengakuisisi menara telekomunikasi milik EXCL, TBIG akan membangun 1.500 - 2.000 menara baru pada tahun ini. (Kontan)