Bareksa.com – Realisasi rencana pembentukan induk usaha (holding company) di bidang farmasi tampaknya semakin dekat. Dalam berita hari ini (Rabu, 27 Januari 2016) dikabarkan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akan mengakuisisi PT Phapros Tbk pada 2017. (Baca juga: Volatilitas Emiten Farmasi Tinggi. Apa Pemicunya?)
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) rencananya akan membentuk virtual holding BUMN farmasi, lalu KAEF akan mengambil alih PT Indofarma Tbk (INAF). Jika opsi itu mulus, Indofarma akan merger ke dalam Kimia Farma pada 2016 dan akhirnya Phapros diakuisisi.
Selain kabar pembentukan holding company, belum lama ini KAEF juga membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) untuk bahan baku obat dengan PT Sungwun Pharmakopia Indonesia. KAEF memiliki 75 persen saham perusahaan patungan tersebut. Pembentukan perusahaan patungan akan menurunkan biaya pengadaan bahan baku.
Grafik: Return Emiten Farmasi KAEF, INAF dan KLBF Year-To-Date
Sumber: Bareksa.com
Hingga jam 12.00 WIB pada perdagangan saham hari ini, harga saham emiten farmasi BUMN, yaitu KAEF dan INAF melesat meninggalkan KLBF yang terkoreksi 0,4 persen. Saham Kimia Farma terbang 18,8 persen menjadi Rp1.105, sedangkan saham Indofarma naik 3,4 persen menjadi Rp271.
Grafik: Return Sesi Pertama Perdagangan Saham 27 Jan 2016 KAEF, INAF dan KLBF
Sumber: Bareksa.com
Sementara itu, Macquarie dalam laporan risetnya menurunkan rekomendasi Kalbe Farma dari 'Neutral' menjadi 'Underperform' yang berarti return saham KLBF diperkirakan akan turun lebih dari 10 persen.