Bareksa.com - Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) yang diselenggarakan hari ini (Rabu, 20 Januari 2016) setuju mengangkat manajemen baru. Sejumlah mantan direksi perusahaan Grup Bakrie terpilih menduduki jabatan di perusahaan yang kini bergerak di bidang perdagangan batu bara tersebut.
Pengangkatan manajemen ini dilakukan setelah empat direktur SIAP mengundurkan diri secara bersamaan. Direksi yang mengundurkan diri adalah M. Suluhuddin Noor yang mundur sebagai direktur utama, C. Jeffrey Messakh (direktur keuangan), Agustanzil Sjachroezah mundur dari kursi direktur human resources and general affair, dan Iwan Bogananta dari jabatan direktur operasi dan pengembangan.
Dalam RUPSLB hari ini, ditunjuk untuk menduduki kursi direktur utama adalah Christian Victor Ponto, yang sebelumnya menjabat komisaris utama SIAP. Tiga direktur yang juga baru ditunjuk adalah Sebastian Ja'afar, Dony Wisnu Wardhana dan Soelchan Arief Effendi.
Rennier A.R. Latief kembali ditunjuk menjadi komisaris utama SIAP, setelah pada Juni tahun lalu posisinya diganti oleh Christian Victor Ponto. Di jajaran komisaris juga ada Yuli Soedargo. Rennier, Christian dan Yuli sebelumnya pernah masuk jajaran manajemen PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), perusahaan migas yang masuk dalam Grup Bakrie. Rennier Latief juga pernah menjabat direktur utama PT Lapindo Brantas Inc.
"Saya sebenarnya sudah pensiun, tetapi saya dipercaya kembali untuk kembali menjaga arah perusahaan ini," ujar Rennier ketika ditemui Bareksa setelah RUPSLB di Jakarta.
Susunan lengkap jajaran manajemen SIAP setelah RUPSLB 20 Januari 2016 sebagai berikut ini.
Direksi:
Christian Victor Ponto
Sebastian Ja'afar
Dony Wisnu Wardhana
Soelchan Arief Effendi
Komisaris:
Renier Latief
Chandra Purwanto
Erry Firmansyah
Yuli Soedargo
Gautam Kunzru
Menanggapi pengangkatannya sebagai direktur utama SIAP, Christian mengatakan akan mengubah strategi perseroan untuk menjaga keuangan lebih baik. "Kami akan mengubah strategi pendanaan dari sebelumnya bergantung pada pinjaman induk usaha, menjadi fokus pada partner dan kerja sama," ujarnya.
Perdagangan saham SIAP sejak November 2015 hingga hari ini masih dikenakan penghentian sementara (suspensi) oleh Bursa Efek Indonesia. Penghentian perdagangan saham itu terkait dengan operasional perusahaan yang mandek. Laporan keuangan perseroan juga menunjukkan penciutan aset 93 persen akibat aksi korporasi yang dianggap sebagai akuisisi terbalik.
Sementara itu, transaksi SIAP juga sempat membuat tiga broker terkena sanksi oleh BEI akibat dugaan transaksi tidak sesuai dengan manajemen risiko yang andal. Bahkan, dikabarkan terjadi gagal bayar dalam perdagangan saham SIAP di pasar negosiasi.