Penyedia Konten Video Netflix Tayang di Indonesia. Bisa Menggusur TV Lokal?

Bareksa • 08 Jan 2016

an image
Salah satu iklan layanan video streaming Netflix. (Flikr/CelebritySocks)

Video streaming Netflix butuh jaringan internet kuat dan pembayaran dengan kartu kredit

Bareksa.com - Perusahaan penyedia konten video Netflix meluncurkan tayangannya hampir di semua negara Asia, termasuk Indonesia. Dengan masuknya layanan video berbayar yang bisa diakses melalui internet itu, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan lebih banyak pilihan hiburan.  

Netflix, yang sejak Rabu 6 Januari 2016 menyediakan layanan di 130 negara tersebut, menawarkan paket tayangan video streaming yang dapat diakses pelanggan Indonesia dengan biaya Rp109.000 - 169.000 per bulan plus promosi gratis pada bulan pertama. Pelanggan bisa menikmati berbagai tayangan orisinil eksklusif termasuk serial yang sudah populer seperti House of Cards, Daredevil dan Orange Is the New Black.

Lantas, dengan adanya produk asal Amerika Serikat tersebut, apakah televisi gratis (free to air/FTA) di Indonesia terancam keberadannya?

Analis Deutsche Bank (DB) Indonesia Reggy Susanto dalam riset yang sudah disampaikan kepada nasabah menyebutkan dampak keberadaan Netflix terhadap televisi nasional masih terbatas karena sejumlah alasan.

"Netflix tidak menyediakan konten berbahasa Indonesia saat ini dan tidak menayangkan channel televisi gratis. Potensi pelanggan datang dari masyarakat yang sudah memiliki TV berbayar (6 persen rumah tangga), atau pengguna internet pita lebar (1,5 persen rumah tangga )," tulisnya dalam riset Jumat 8 Januari 2016.

Menurut Reggy, hal lain yang dapat menghambat penyebaran Netflix adalah soal pembayaran. Pembayaran layanan Netflix hanya dapat dilakukan dengan kartu kredit yang hanya dimiliki tiga persen populasi Indonesia.

Selain itu, jaringan internet yang diperlukan untuk mendukung tayangan Netflix minimal 0,5 megabit per second (Mbps). Namun, kecepatan yang disarankan 1,5 Mbps agar tayangan stabil dan minimal 3 Mbps untuk kualitas film standar (SD). Paket film kualitas High Definition (HD) butuh koneksi internet 5 Mbps dan kualitas lebih tinggi lagi, seperti Ultra HD atau setara 4K perlu kecepatan minimal 25 Mbps.

Riset DB menyebutkan jaringan internet berteknologi 4G LTE, yang sangat disarankan untuk mendukung layanan Netflix tetap stabil, juga hanya baru tersedia sedikit sekitar 1 persen dari total BTS yang ada. Sementara itu, banyak masyarakat Indonesia juga masih melakukan cara ilegal untuk mendapat tayangan film, termasuk pembajakan sehingga belum tentu mereka mau membayar untuk layanan Netflix.

Oleh sebab itu, Reggy melihat keberadaaan stasiun televisi FTA di Indonesia masih aman. Emiten yang merupakan operator televisi FTA antara lain PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Rating televisi grup MNC yang dimiliki taipan Harry Tanoe juga terus naik pada Desember.

SCMA masih dapat mencetak pertumbuhan pendapatan antara 10 - 15 persen pada 2016, seiring dengan ekspektasi ekonomi makro yang membaik sehingga mendorong belanja iklan. Deutsche Bank pun memberi rekomendasi 'Beli' untuk SCMA dengan target harga Rp3.800.