2015 Tandai Hancurnya Saham CPGT Sampai Masuk "Club 50" ( Bagian III)
Dua emiten tambang harus rela sahamnya bertengger di Rp50 per lembar.
Dua emiten tambang harus rela sahamnya bertengger di Rp50 per lembar.
Bareksa.com - Tahun 2015 bukan masa yang baik bagi perusahaan jasa transportasi Cipaganti. Induk usaha dari PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (CPGT) itu dirundung masalah penipuan oleh pemiliknya pada 2014.
Kasus ini terus berlangsung dan berdampak pada perusahaan asal Bandung ini hingga 2015. Kepercayaan investor belum juga pulih walaupun investor asal Hongkong, Terra Investment telah penjadi pemilik 53,43% Cipaganti. (Baca selengkapnya: Investor Asal Hongkong, Terra Investment Telah Menjadi Pemilik 53,43% Cipaganti)
Saham CPGT pada awal 2015 berada pada harga Rp105 per lembarnya. Namun harganya tidak kunjung naik dan malah anjlok.
Promo Terbaru di Bareksa
Puncaknya pada 28 Juli, saham CPGT menyentuh Rp50 untuk pertama kalinya. Hingga saat ini saham yang mengandalkan bisnis travel ini belum bergerak dari dasar bursa.
Sementara, saham PT Cakra Mineral Tbk (CKRA) ditutup pada Rp199 per lembar sahamnya pada 2014. Perusahaan mineral ini terus tertimpa lemahnya harga mineral akibar larangan ekspor.
Larangan ini sudah berlangsung sejak 2014, tapi terus berdampak karena ketiadaan smelter. (baca juga: Kaleidoskop 2014: Saham Mineral Jatuh Tertimpa Larangan Ekspor)
Saham CKRA terus menurun hingga puncaknya pada November 2015 mencapai Rp50 per lembar sahamnya.
Grafis : Pergerakan Saham CPGT, ENRG, CPRO, FREN dan CKRA di 2015
Sumber: Bareksa.com
Periode 2015 memang tidak ramah bagi sektor energi. Saham anak usaha grup Bakrie. PT Energi Mega Persada Tbk. juga harus rela mengikuti saham Bakrie lainnya di dasar lantai bursa.
Padahal harga saham ENRG pada awal tahun berada di level Rp101 per lembarnya. Namun secara berkala sahamnya terus menurun dan menyentuh Rp50 per saham pada Oktober. Hingga saat ini saham ENRG masih belum bisa bangkit dari dasar harga saham.
Saham PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) sebenarnya sempat mati suri pada 2014. Saham perusahaan penghasil udang ini harus mandek di Rp50 karena tambak mereka terserang virus dan mengakibatkan gagal panen. Ekspor perdana pada 2014 kembali menaikkan harga sahamnya.
Namun, harga saham CPRO sebesar Rp105 pada awal 2015 harus merosot terus karena tidak ada lagi berita baik dari perusahaan. Pada akhirnya, saham CPRO harus terbaring lagi di Rp50 per lembarnya pada 9 Juni 2015. (baca juga: Harga Saham CPRO Betah di Harga Rp50. Apa Penyebabnya? )
Saham PT SmartFren Telecom Tbk (FREN) juga harus ikut mengisi dasar bursa per November 2015. Sebelumnya, saham FREN masih dipergadangkan sedikit-sedikit di angka Rp51-54 per lembar sahamnya. Saham FREN pada awal tahun diperdagangkan pada angka Rp91 per lembarnya.
Grafik : Return Saham CPGT, ENRG, CPRO, FREN dan CKRA di 2015
Sumber: Bareksa.com
Dalam sisi return, kelima emiten ini memberi return negatif yang seimbang. Sejak awal tahun CKRA memberi return negatif 74,87 persen, CPGT negatif 46,81 persen, CPRO negatif 51,46 persen, ENRG 50 persen dan FREN 45,05 persen.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.