Cari Alternatif Pendapatan, TAXI Genjot Bisnis Advertising

Bareksa • 14 Dec 2015

an image
dokumentasi perusahaan

Bisnis ini diperkirakan dapat menopang pendapatam sebesar Rp172,5 miliar

Bareksa.com - Besarnya tekanan yang dihadapi oleh PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) membuat harga saham jasa transportasi ini menurun cukup tajam. Sejak suspensi dicabut oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Desember hingga penutupan perdagangan hari ini (Senin, 14 Desember 2015), harga saham TAXI telah turun 26 persen menjadi Rp100 dari sebelumnya Rp135. (Baca juga: Ini Kronologi Jatuhnya Harga Saham TAXI yang Tersisa Rp136 per Saham)

Grafik: Pergerakan Harga Saham TAXI Sejak 13 November-14 Desember 2015

Sumber: Bareksa.com

Manejemen Express Transindo sebenarnya sedang berupaya untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Salah satu caranya dengan menggenjot penyewaan ruang iklan (advertising) pada bagian taksi Express atau disebut Half Body Branding.

Tidak hanya dapat menjadi peluang baru, iklan ini juga dapat menambah pendapatan bagi perusahaan TAXI dan kini ini telah digunakan oleh beberapa perusahaan, seperti PT Asuransi Jiwasraya.

Direktur Keuangan TAXI David Santoso mengatakan, “ruang iklan atau advertising ini dapat menjadi pendapatan baru bagi perusahaan, meskipun pajak yang dikenakan untuk iklan tersebut cukup besar.”

Namun, David belum dapat menjelaskan secara rinci target pendapatan yang dapat diperoleh dari Half Body Branding tersebut. Alasannya advertising ini akan masuk untuk target pendapatan 2016

Analis Bareksa mencoba menelusuri dan menghitung pendapatan yang dapat diperoleh dari  Half Body Branding ini.

Dari data perusahaan disebutkan bahwa harga untuk Half Body Branding mencapai Rp28,75 juta per unit untuk jangka waktu satu bulan.

Asumsinya 5 persen dari 10.000 armada yang dimiliki TAXI atau 500 unit taksi menjadi tempat pemasangan iklan tersebut. Maka dalam waktu 1 tahun perkiraan pendapatan dari Half Body Branding dapat mencapai Rp172,5 miliar. Nilai tersebut setara 24 persen pendapatan perusahaan pada kuartal III-2015 yang mencapai Rp720 miliar.

Sebenarnya bisnis advertising ini bukan hal baru bagi perusahaan Taksi Express. Sebab sebelumnya TAXI telah mengeluarkan dua jenis iklan, Back Seat Pouch Advertising dengan harga Rp2 juta per unit dalam kurun waktu satu tahun. Adapun minimum pesanan yang harus digunakan sebanyak 100 unit taksi. Berarti dari iklan tersebut satu kali pesanan, perusahaan dapat memperoleh sekitar Rp200 juta.

Sedangkan Iklan lainnya berasal dari LCD Tiara Express Advertising dengan durasi 30 detik, perusahaan mematok harga Rp150 juta per 40 unit taksi dalam waktu 3 bulan.

Selain dari advertising, perusahaan juga sedang menyiapkan strategi untuk menghadapi persaingan transportasi yang semakin ketat akibat munculnya fenomena aplikasi online.

TAXI masih dalam tahap penggodokan aplikasi online di luar Grab TAXI agar mudah menjangkau lebih banyak pelanggan dan ditargetkan awal 2016 bisa diluncurkan.

Manajemen TAXI juga memiliki fokus lainnya dalam waktu dekat, yaitu menutup utang bank (mempercepat pembayaran utang). Dengan cara menjual aset berupa landbank seluas 10,4 hektare.
Percepatan pembayaran utang memungkinkan TAXI menghemat kas, yang biasanya dipakai untuk membayar cicilan dan bunga bank.

Perlu diketahui, berdasarkan hasil laporan keuangan kuartal III-2015, total utang perusahaan taksi milik Peter Sondakh tersebut mencapai Rp2 triliun, dengan porsi paling besar adalah utang obligasi sebesar Rp990 miliar dan utang bank Rp680 miliar.