Setiap Desember Harga Saham GIAA Berpotensi Naik. Ini Data Historikalnya

Bareksa • 10 Dec 2015

an image
Petugas berjaga di samping Pesawat Boeing 777-300ER Garuda Indonesia yang baru tiba di Hanggar 3 Garuda Maintenance Facitilities (GMF), Tangerang, Banten, Jumat (19/6). ANTARA FOTO/Lucky R

Hampir setiap akhir tahun jumlah penumpang Garuda selalu melonjak

Bareksa.com - Maskapai penerbangan milik negara PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menuai berkah setiap akhir tahun. Penyebabnya ada dua hari besar pada Desember, yaitu Natal dan Tahun Baru yang biasanya mendorong naiknya permintaan.

Berdasarkan data GIAA yang diolah oleh Bareksa secara historis menunjukkan jumlah kursi yang dipesan penumpang paling banyak terjadi pada Desember hampir di setiap tahunnya.

Pada Desember 2014, kursi yang dipesan mencapai 2,95 juta, sekaligus jumlah terbanyak sepanjang tahun lalu. Angka tersebut mengalahkan pemesanan pada musim libur Lebaran--jatuh pada Agustus-- pada tahun tersebut sebanyak 2,7 juta kursi.

Hanya pada Juli 2011, pemesanan kursi Garuda paling banyak dipesan pada musim “mudik” Idul Fitri  sebanyak 1,65 juta. Akhir Desember berada di urutan kedua dengan jumlah pesanan mencapai 1,62 juta.

Grafik: Jumlah Penumpang Garuda Setiap Bulan Sejak 2011-2014

Sumber:  Perusahaan diolah Bareksa

Untuk Desember 2015, Garuda Indonesia juga telah menyiapkan sedikitnya 11.362 kursi tambahan (extra seat) penerbangan domestik dan internasional sebagai upaya mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang selama periode libur Natal 2015 dan Tahun Baru. Penambahan kursi  ini mulai 19 Desember 2015 - 4 Januari 2016 mendatang.

Kapasitas tambahan tersebut terdiri atas 5.412 tambahan kursi yang terbagi dalam 38 penerbangan ekstra di rute-rute penerbangan domestik serta 5.950 tambahan kursi dalam 96 penerbangan untuk rute-rute internasional.

Apakah naiknya jumlah penumpang Garuda menjelang akhir tahun, mendorong naiknya harga saham?

Grafik: Perkembangan harga saham GIAA setiap Desember sejak 2011 - 2014

Tiga dari empat tahun sebelumnya (2011-2014), selama Desember harga saham GIAA cenderung naik. Kenaikan paling tinggi pada 2014, harga saham menyentuh level Rp555 atau naik 21 persen secara month to date (MTD).

Sebelumnya pada periode yang sama, pada 2013 harga saham GIAA juga naik  sebesar 1 persen menjadi Rp500 dari sebelumnya Rp495 dan pada 2011 naik 17 persen menjadi Rp475 dari sebelumnya Rp405.

Kenaikan tipis saham GIAA pada 2013 akibat jebloknya kinerja perusahaan sepanjang tahun tersebut. Saat itu GIAA membukukan rugi sebesar Rp1,89 triliun.

Harga saham Garuda turun pada Desember 2012, padahal jumlah penumpang di bulan tersebut mencapai angka tertinggi sebanyak 1,89 juta penumpang. Diduga naiknya harga avtur sebesar 6,18 persen menjadi $97,49 per barel dari bulan sebelumnya $91,82 per barel menjadi sentimen negatif bagi saham GIAA saat itu.

Melonjaknya harga avtur  tersebut diiringi dengan aksi jual (net sell) asing yang mencapai Rp25 miliar. Nilai tersebut besar dibanding net sell asing pada Desember pada 2011, 2013 dan 2014 yang hanya sekitar Rp4 - 10 miliar.

Grafik: Pergerakan Harga Saham GIAA Secara MTD

 

 

Sumber: Bareksa.com

Sementara pada Desember tahun ini, hingga penutupan perdagangan Selasa  8 Desember 2015, harga saham GIAA telah naik sebesar 5,3 persen menjadi Rp316 dari sebelumnya Rp300 secara mont to date (MTD). Akankah tren kenaikan harga saham GIAA akan bertahan sampai akhir Desember tahun ini?