Investasi Mahal, Marjin Laba PGAS Susut Sejak Masuk Bisnis Hulu

Bareksa • 19 Nov 2015

an image
Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk di Stasiun Transmisi Bojonegara, Banten (Company)

PGAS masuk bisnis hulu sejak tahun 2013 melalui anak usahanya yakni PT Saka Energi Indonesia

Bareksa.com - Sejak awal tahun harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) alias PGN terus merosot. Sejumlah analis asing pada awal tahun ini bahkan sudah menurunkan target harga PGN ke kisaran Rp2.500 - 2.800 per saham. (Baca juga: Sekuritas Asing Kembali Turunkan Target Harga PGAS)

Tekanan dari intervensi pemerintah terhadap harga gas, dan penurunan kinerja perseroan menjadi alasan utama merosotnya harga saham , perusahaan distributor gas tersebut di bursa. Jika ditelaah lagi di laporan keuangan, penurunan kinerja salah satunya diakibatkan oleh investasi besar-besaran PGN untuk mengembangkan bisnis hulu, yakni eksplorasi dan produksi minyak dan gas (migas).

Sejak 2013, PGN memutuskan masuk ke bisnis hulu minyak dan gas (migas) melalui anak usahanya, yakni PT Saka Energi Indonesia. Sayangnya, strategi tersebut justru membebani PGN karena butuh investasi yang sangat besar dan beban tinggi. Saka Energi yang kini mengelola beberapa blok migas juga menjadi pesaing BUMN lainnya, seperti PT Pertamina (persero) yang memiliki fokus di sektor hulu. (Baca Juga: Lebih Baik PGN Ambil Pertagas Atau Sebaliknya? Ini Penilaian Pakar Investasi)    

Pada 2014, Saka Energi berhasil mengambil alih blok Pangkah di Jawa Timur yang sempat diminati oleh Pertamina. PGN melalui Saka Energi mengambil alih 75 persen saham blok Pangkah dari PT Hess Indonesia senilai $650 juta.

Sayangnya, ambisi PGN untuk mengembangkan bisnis hulu menelan investasi yang sangat besar. Sepanjang Januari - September tahun ini, total investasi yang dikeluarkan PGN untuk melakukan ekplorasi & produksi migas mencapai $449 juta. Bahkan pada periode yang sama tahun lalu, investasi yang dikeluarkan mencapai $1,2 miliar, dan sebagian besar digunakan untuk akuisisi blok Pangkah.

Grafik: Capex Total PGAS & Capex Segmen Eksplorasi & Produksi Migas (Januari-September)


sumber: Laporan Keuangan, diolah Bareksa

Dalam sembilan bulan pertama 2015, investasi yang dikeluarkan PGN untuk sektor hulu mencapai lebih dari 50 persen dari total belanja modal (capex) yang dikeluarkan perseroan, begitu juga dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, sektor hulu juga memiliki beban yang relatif tinggi. Berdasarkan informasi segmen yang tertera dalam laporan keuangan perseroan, marjin laba yang diraih dari sektor hulu tidak pernah lebih dari 40 persen. Artinya, segmen eksplorasi dan produksi migas memakan biaya operasional yang cukup besar.

Grafik: Margin Laba PGAS


Sumber: Laporan Keuangan, diolah Bareksa

Mahalnya operasional sektor hulu pada akhirnya menggerus marjin laba PGN secara konsolidasi. Sejak 2013, marjin laba bersih PGN turun menjadi 27 persen dari sebelumnya 35 persen. Kemudian pada 2014, marjin laba semakin turun menjadi hanya 21 persen. Padahal lini bisnis utama PGN sektor distribusi gas (sektor hilir) masih sangat menarik. Jika dibandingkan dengan segmen usaha lain, segmen ini masih memberi marjin keuntungan yang lebih besar.

Grafik: Marjin Laba PGAS Berdasarkan Segmen Bisnis (9M 2015)

Sumber: Laporan Keuangan, diolah Bareksa