Rugi di Saham BWPT Capai 84% Sejak September 2014
5 September 2014 harga saham Rp1.200, 16 November 2015 tersisa Rp171
5 September 2014 harga saham Rp1.200, 16 November 2015 tersisa Rp171
Bareksa.com - Pergerakan harga saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) tidak kunjung membaik setelah perusahaan ini melaksanakan rights issue pada pertengahan 2014 lalu. Bahkan dasyatnya gelombang aksi jual yang dilakukan investor publik sampai pada titik penolakan otomatis (auto rejection).
Hal tersebut juga terjadi pada perdagangan kemarin (16/11). Saham BWPT anjlok 9,5 persen ke level Rp171 per saham dari penutupan hari sebelumnya Rp189. Kemarin, antrean jual untuk saham ini mencapai 363 ribu lot, sementara tidak ada sama sekali investor yang tertarik untuk membeli saham tersebut. (Baca juga: Diisukan Akuisisi Oleh Felda Batal, Harga Saham BWPT Amblas 9,5%)
Besarnya gelombang jual juga terjadi saat perusahaan ini berencana melakukan rights issue. Pada September 2014, harga BWPT bahkan ambrol separuh dari kisaran Rp1.000 per saham menjadi hanya Rp500 per saham. Hal itu dipicu oleh besarnya rasio rights issue sebesar 1:6. Sementara harga rights yang ditetapkan hanya sebesar Rp400 per saham, jauh dari harga pasar yang saat itu masih di kisaran Rp1.000 per saham.
Promo Terbaru di Bareksa
Rasio yang begitu besar berpotensi menimbulkan kerugian. Jika investor tidak mengeksekusi rights, maka terjadi dilusi kepemilikan saham hingga 85 persen. Hal tersebut sangat dihindari sejumlah investor sehingga menimbulkan gelombang jual yang sangat besar. (Baca juga: Kerugian Investor Kecil di Right Issue BW Plantation)
Grafik: Pergerakan Harga Saham BWPT
sumber: Bareksa
Bukannya membaik, setelah rights issue harga saham BWPT justru semakin jatuh. Pada perdagangan kemarin (16/11) BWPT ditutup pada harga Rp171, turun separuh dari harga saat rights issue disetujui RUPS pada Rp520 per saham.
Perolehan dana rights issue untuk akuisisi perusahaan sawit milik grup Rajawali juga belum menunjukan hasil yang maksimal karena sebagian besar tanaman sawit masih muda dan belum menghasilkan. BWPT menderita kerugian Rp82 miliar pada September 2015. Padahal periode yang sama tahun sebelumnya BWPT membukukan untung Rp177 miliar. (Baca juga: Seberapa Menarik Saham BWPT Yang Akan Dijual Rajawali?)
Jika diakumulasi, sejak munculnya kabar rights issue sampai dengan hari ini (17/11) harga saham BWPT sudah ambrol 84 persen dari kisaran Rp1.120 menjadi Rp171 per saham. Investor publik yang mengempit saham BWPT sejak tahun lalu tentunya yang merasakan kerugian. Berdasarkan data BEI, sampai 9 November 2015 investor publik mengempit 10 juta lembar atau setara 34 persen saham BWPT.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.