Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
SMRA menerbitkan obligasi berkelanjutan II dengan total target dana yang dihimpun sebesar Rp3 triliun pada akhir tahun ini. Dari jumlah (PUB II) tersebut, perseroan akan melakukan emisi tahap pertama sebanyak-banyaknya Rp500 miliar dengan tenor lima tahun. Pelaksana serta penjamin emisi dalam emisi surat utang ini adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Indo Premier Securities, dan PT BCA Sekuritas. Adapun bertindak sebagai wali amanat adalah PT Bank Permata Tbk.
SMRA mendapat peringkat obligasi idA+ dari Pefindo. Perseroan akan memanfaatkan 70 persen dana yang diperoleh untuk pengembangan proyek dan akuisisi lahan termasuk yang terletak di Bandung, Bogor, Bekasi, Tangerang, serta beberapa lokasi di luar Jawa seperti di Sulawesi, Sumatra, dan Kalimantan. Sekitar 30 persen untuk modal kerja perseroan dan entitas anak yang akan digunakan untuk kegiatan operasional.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
ANTM kembali meneruskan pembangunan pabrik pengolahan biji nikel menjadi feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara dengan perkembangan mencapai enam persen pada Oktober 2015. Realisasi tersebut merupakan konstruksi engineering, procurement and construction (EPC). Pembangunan pabrik tahap I yang ditargetkan selesai pada 2018 itu diperkirakan memiliki kapasitas 13.500- 15.000 TNi per tahun.
Penyelesaian proyek pabrik feronikel itu menggunakan suntikan modal negara (PMN) Rp3,5 triliun yang dilakukan melalui penawaran saham terbatas dengan hak memesan efek (rights issue). Perusahaan telah melakukan rights issue dengan target dana Rp5,3 triliun pada Oktober 2015. Sekitar Rp1,8 triliun sisanya digunakan oleh emiten tambang mineral itu untuk membiayai modal kerja.
PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)
Selama periode Januari-September tahun ini, ASRI telah mengantongi pendapatan prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp1,46 triliun. Jumlah itu setara dengan 32,4 persen target marketing sales perseroan tahun ini yang dipatok Rp4,5 triliun. Pada Agustus lalu, emiten properti itu telah memangkas 22,41 persen target marketing sales dari posisi awal Rp5,8 triliun.
Mengacu pada informasi paparan publik perseroan, diketahui bahwa sebagian besar penjualan diperoleh pada awal tahun ini yang hampir menyentuh angka Rp600 miliar. Penjualan kemudian terus melemah dalam periode tahun berjalan, dan memperlihatkan titik terendah pada medio September-Oktober yang berkisar Rp100 miliar. Dengan begitu, artinya ASRI mesti mencari kekurangan marketing sales hingga Rp3,03 triliun dalam tiga bulan terakhir tahun ini.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
PTBA fokus menggarap bisnis proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Sumatera Selatan. Hal ini bisa dilihat dari peresmian beroperasinya PLTU Banjarsari berkapasitas 2 x 100 megawatt (MW) di Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, Sabtu lalu (7/11). Tak hanya itu, PTBA juga memulai proyek baru atawa groundbreaking PLTU Mulut Tambang Banko Tengah 2 x 620 MW (Sumsel 8), di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono mengatakan, PLTU Mulut Tambang Bangko Tengah alias Sumsel 8 ini, akan memanfaatkan batu bara di lokasi tambang batubara milik PTBA di Muara Enim. PLTU ini menggunakan teknologi subcritical pada boiler-nya sehingga lebih ramah lingkungan. Proyek ini dibangun tanpa jaminan pemerintah (government guarantee). PLTU Mulut Tambang Bangko Tengah merupakan PLTU terbesar di Asia dengan investasi US$ 1,6 miliar.
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP)
PTSP ingin mencatatkan penjualan lebih besar pada penutupan 2015 dengan menambah 8 gerai restoran cepat saji California Fried Chicken (CFC). Investasi per gerai senilai Rp1 - 1,5 miliar. PTSP memilih gerai di area sarana umum, bukan gerai stand alone alias gerai berdiri sendiri.Targetnya adalah pusat perbelanjaan, rumah sakit, bandar udara (bandara) dan rest area atau area peristirahatan di sekitar stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Pertimbangan memilih lokasi ini untuk menyambut tempat yang ramai pengunjung. Pertimbangan lain, biaya investasi gerai di area sarana umum lebih murah ketimbang membangun gerai mandiri. Jika kedelapan gerai terealisasi semua, berarti tahun ini Pioneerindo Gourmet menambah 26 gerai untuk CFC saja. Informasi saja, per 30 September 2015, perseroan mengoperasikan total 272 gerai.
PT United Tractors Tbk (UNTR)
UNTR hanya menargetkan penjualan alat berat sebanyak 2.000 unit sampai akhir tahun. Target ini turun hingga 43,1 persen ketimbang realisasi penjualan 2014 lalu sebanyak 3.513 unit. Ini bukan kali pertama anak usaha Grup Astra itu memangkas target alat berat di tahun ini. Pada awal tahun, UNTR sempat optimistis dengan target alat berat 4.000 unit. Lalu target itu diturunkan beberapa kali hingga 2.600 unit.
Target baru UNTR dianggap realistis, mengingat realisasi penjualan alat berat hingga kuartal ketiga 2015 baru 1.799 unit, jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 2.982 unit. Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR, mengakui, ada perlambatan permintaan akibat harga batubara yang rendah.