BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Konsumsi Rumah Tangga Masih Lemah, Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Ekspektasi

Bareksa05 November 2015
Tags:
Konsumsi Rumah Tangga Masih Lemah, Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Ekspektasi
Suasana Terminal Petikemas Surabaya, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (16/9). Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat kinerja ekspor nonmigas Jatim pada Agustus 2015 meningkat 33,4 persen dibandingkan kinerja ekspor pada Juli 2015. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Pengeluaran pemerintah tumbuh 6,56 persen namun konsumsi rumah tangga hanya 4,96 persen.

Bareksa.com - Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) atau disebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 tercatat sebesar 4,73 persen (year-on-year) atau lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya 4,67 year-on-year. Namun, angka ini di bawah konsensus sebesar 4,8 persen. Bank Indonesia pun sempat menyebutkan pertumbuhan ekonomi kuartal III akan berada di level 4,85 persen.

Dibandingkan dengan China dan Amerika Serikat yang lebih dulu mengumumkan pertumbuhan ekonomi, Indonesia terhitung cukup baik. Kedua negara ekonomi terbesar di dunia itu mengalami perlambatan ekonomi. China hanya bertumbuh 6,9 persen, lebih rendah dari periode sebelumnya 7 persen, sedangkan Amerika Serikat turun cukup signifikan dari 2,7 persen menjadi 2 persen.

Grafik Pertumbuhan Ekonomi (year-on-year)

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Sumber : BPS, tradingeconomics

Bila dilihat dari komponen pembentuk PDB, pada kuartal III pengeluaran pemerintah bertumbuh 6,56 persen atau naik signifikan dari kuartal kedua 2015 yang hanya tumbuh 2,28 persen. Hal ini merupakan berita positif. Realisasi belanja negara sesuai Anggaran Pendapatan Belanja Negara sampai dengan Juli 2015 mencapai 46 persen dan diharapkan akan lebih cepat menjelang akhir tahun.

Namun, komponen konsumsi rumah tangga yang diharapkan para ekonom meningkat ternyata malah turun. Konsumsi rumah tangga tercatat 4,96 persen atau lebih rendah dari kuartal II 2015 sebesar 4,97 persen. Salah satu indikator konsumsi, seperti data pertumbuhan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) masih negatif, sedangkan indikator konsumsi lain, yaitu penjualan otomotif yang telah membaik belum mampu mendorong pertumbuhan konsumsi.

Beberapa Komponen PDB (year-on-year)

Illustration

Sumber : BPS, Bareksa.com

Grafik Penjualan Otomotif

Illustration

Sumber : Mandiri Sekuritas, CEIC

Grafik Konsumsi Rumah Tangga dan PPN

Illustration

Sumber : Mandiri Sekuritas

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.337,76

Up0,49%
Up3,72%
Up0,04%
Up4,75%
Up18,40%
-

Capital Fixed Income Fund

1.793,05

Up0,56%
Up3,35%
Up0,04%
Up6,95%
Up16,60%
Up40,13%

I-Hajj Syariah Fund

4.872,25

Up0,59%
Up3,20%
Up0,03%
Up6,16%
Up22,01%
Up40,68%

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.047,73

Up0,53%
Up3,64%
Up0,04%
---

Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid

1.147

Up0,31%
Up2,63%
Up0,03%
Up4,97%
Up14,27%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua