MARKET FLASH: Garuda Pesan 100 Pesawat; Laba Kuartal III PTPP Rp370 Miliar

Bareksa • 26 Oct 2015

an image
Sejumlah pesawat milik maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (19/6). ANTARA FOTO/Lucky R.

Laba TMAS melonjak 70,31 persen; Telkom siapkan US$100 juta untuk usaha startup


Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Dampak Kebijakan Revaluasi Aset

Paket kebijakan ekonomi soal keringanan pajak dalam revaluasi aset diprediksi dapat meningkatkan nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia pada 2016.  Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan bila emiten, terutama badan usaha milik negara (BUMN) merevaluasi aset masing-masing, efeknya akan besar ke nilai buku perusahaan. Ketika nilai buku meningkat, nilai saham turut terdongkrak dengan asumsi jumlah saham tetap. Prediksinya, rerata nilai transaksi harian pada 2016 dapat melampaui target rerata nilai transaksi harian pada 2015 sebesar Rp6 triliun.

Namun di lain sisi, kenaikan nilai aset ini juga membawa konsekuensi: iuran tahunan yang harus disetorkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertambah besar. OJK memang menetapkan iuran industri keuangan berdasarkan total nilai aset. Mulai tahun ini, industri keuangan harus membayar penuh (full) iuran tahunan dengan tarif sebesar 0,045 persen dari total aset.

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS)

Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan TMAS melonjak 70,31 persen pada sembilan bulan 2015 menjadi Rp231,14 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp135,71 miliar. Padahal, pendapatan perusahaan pelayaran itu hanya naik kurang dari 1 persen secara year on year dari Rp1,17 triliun menjadi Rp1,18 triliun. Namun, perseroan mampu memangkas pos beban.

Dalam laporan keuangan yang dirilis akhir pekan lalu, beban jasa TMAS turun 5,17 persen dari Rp913,93 miliar menjadi Rp866,59 miliar. Biaya keuangan juga menyusut 20,52 persen dari Rp66,38 miliar menjadi Rp52,76 miliar. Perseroan juga mendapat keuntungan tambahan dari perolehan laba selisih kurs  Rp8,57 miliar atau bertumbuh 432,83 persen dari sebelumnya Rp1,6 miliar. Perolehan laba ini semakin mendekati target 2015  sebesar Rp290 miliar. 

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

Maskapai penerbangan pelat merah GIAA akan memesan sedikitnya 100 pesawat hingga 2025 untuk mendongkrak kinerja perseroan di tengah pertumbuhan pasar penerbangan. Direktur Utama Garuda M. Arif Wibowo mengatakan pengadaan armada menjadi bagian strategi program pengadaan armada (fleet plan) 10 tahun ke depan yang sedang dimatangkan perusahaan. Dia memerinci 22 armada pesawat berbadan lebar (wide body) dan 70 pesawat berbadan sempit (narrow body) harus diganti baru dalam satu dekade mendatang.

GIAA tahun ini menambah 11 armada, terdiri atas delapan pesawat berbadan sedang dan tiga pesawat berbadan lebar. Dengan demikian, total armada Garuda hingga akhir 2015 akan berjumlah 143 unit, terdiri atas 110 pesawat berbadan sedang dan 33 pesawat ber badan lebar. 

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

TLKM menyiapkan US$100 juta untuk mendanai kegiatan perusahaan rintisan atau startup hingga empat tahun ke depan. Salah satu kegiatan yang diharapkan melahirkan digitalpreneur itu melalui program Hackathon. Direktur Innovation & Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo mengatakan pada periode sebelumnya, Telkom telah menggelontorkan Rp90 miliar untuk inkubasi startup pada 2014-2016 yang digelar di digital valley di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

Dia mengungkapkan Telkom siap merogoh kocek hingga US$1 - 2 juta bagi startup yang dianggap memenuhi kriteria korporasi antara lain memiliki sinergi kuat dengan pengembangan digital Telkom, seperti digital enterprise, termasuk segmen small medium enterprise (SME)

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT)

PLN dan WSKT mulai membangun jaringan transmisi 500 kiloVolt (kV) sepanjang 395 km di Sumatra dengan nilai proyek Rp6,7 triliun. Pembangunan tersebut dimulai menyusul ditandatanganinya kontrak proyek antara PLN dengan Waskita Karya sebagai pemenang proyek pada Jumat (23/10). Proyek transmisi itu dibagi ke dalam dua paket. Paket pertama, jaringan sepanjang 230 km membentang dari New Aur Duri, Jambi hingga Peranap, Riau. Proyek ini menelan investasi sebesar Rp3,88 triliun. 

Sementara paket kedua merupakan jaringan sepanjang 160 km dari Peranap, Riau hingga Perawang, Riau. Paket Peranap—Perawang membutuhkan dana Rp2,83 triliun. Kedua proyek itu akan selesai dalam waktu 3 tahun. Pada 2018, jaringan tersebut diharap dapat membantu kestabilan sistem distribusi listrik di Sumatra.

PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)

BNGA berencana meningkatkan jumlah saham publiknya demi mengikuti ketentuan free float Bursa Efek Indonesia (BEI). Wan Razly, Strategy & Finance Director BNGA, mengungkapkan, CIMB Niaga akan tetap memenuhi ketentuan BEI mengenai jumlah saham yang beredar di publik. Menurut dia, hal ini masih dalam proses pembahasan antara CIMB Niaga bersama dengan pemegang saham pengendalinya, yakni CIMB Group Sdn Bhd. Tapi Razly belum bersedia merinci mengenai rencana penambahan saham beredar tersebut, termasuk soal rencana penambahan melalui dividen saham.

CIMB Group Sdn Bhd memeluk 96,92 persen saham BNGA. Sementara saham publiknya hanya 3,08 persen. Maka untuk memenuhi ketentuan 7,5 persen free float, BNGA harus menambah minimal 4,42 persensaham publiknya. Sehingga kepemilikan CIMB Group Sdn Bhd nantinya akan berkurang menjadi 92,5 persen.

PT PP  Tbk (PTPP)

Meski laju ekonomi melambat, PTPP masih menorehkan kinerja positif selama sembilan bulan pertama tahun ini. Emiten konstruksi ini mencetak pertumbuhan laba bersih 27,5 persen pada kuartal III 2015. Agus Samuel Kana, Sekretaris Perusahaan PTPP, mengatakan, laba bersih PTPP kuartal III tercatat mencapai Rp 370 miliar. Perolehan laba ini baru 50,6 persen dari target laba bersih PTPP sepanjang tahun sebesar Rp 730 miliar. Sementara laba tahun berjalan terkonsolidasi tercatat Rp 440 miliar.

Adapun pendapatan PTPP kuartal III tercatat sekitar Rp 8,8 triliun atau bertumbuh 13 persen dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,8 triliun. Hanya saja, pencapaian ini baru 46,3 persen dari target yang dipatok tahun ini, sebesar 19 triliun.