Bareksa.com - Maskapai penerbangan milik negara PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membukukan laba bersih US$50,13 juta sepanjang sembilan bulan 2015, membalikkan rugi bersih US$222,3 juta pada periode yang sama tahun lalu. Keuntungan itu seiring dengan pendapatan usaha yang stagnan dan menurunnya beban operasional akibat melemahnya harga minyak global. Laba per saham dasar pun mencapai US$0,00194, dibanding rugi pada periode sebelumnya US$0,00919.
Berdasarkan laporan keuangan interim yang dipublikasi hari ini (22/10/2015), GIAA mencatat pendapatan usaha US$2,85 miliar sepanjang Januari - September 2015, naik 0,5 persen dibanding US$2,83 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dalam pendapatan operasional, jumlah penerbangan tidak berjadwal naik 64,6 persen menjadi US$176,37 juta meski penerbangan berjadwal -- memberi kontribusi terbesar bagi pendapatan -- turun 2,7 persen menjadi US$2,41 miliar.
Secara umum, beban usaha perseroan menurun 9,4 persen menjadi US$2,78 miliar dibanding US$3,07 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan beban ditopang oleh penyusutan pos operasional penerbangan 12,8 persen menjadi US$1,64 miliar dibanding US$1,88 miliar.
Penyusutan operasional ini seiring dengan melemahnya harga minyak dunia, yang memengaruhi harga avtur sebagai bahan bakar untuk pesawat Garuda. Harga minyak global dengan acuan West Texas Intermediate (WTI) sudah anjlok 51,28 persen sepanjang setahun terakhir. Per September 2015, harga minyak WTI tercatat US$45,48 per barel, dibanding US$93,35 per barel pada setahun sebelumnya.
Grafik Pergerakan Harga Minyak WTI
Sumber: Indexmundi.com
Selain itu, GIAA membukukan keuntungan selisih kurs sepanjang sembilan bulan 2015 sebesar US$33,98 juta, dibanding kerugian kurs US$14,51 juta sebelumnya. Hal itu menjadikan laba usaha hingga September 2015 mencapai US$128,09 juta, dibanding rugi usaha US$249,3 juta pada periode yang sama sebelumnya.
Perusahaan juga kembali melanjutkan arus kas positif dari aktivitas operasi sebesar US$55,95 juta per 30 September 2015, dibanding arus negatif US$180,91 juta pada setahun sebelumnya. Arus kas positif ini melanjutkan kuartal kedua tahun ini, setelah empat kuartal berturut-turut mencatat arus negatif.
Dari sisi neraca, GIAA mencatat jumlah aset sebesar US$3,08 miliar per September 2015, turun tipis 2,8 persen dibanding US$2,997 miliar setahun sebelumnya. Akan tetapi, jumlah liabilitas jangka panjang perseroan naik 9,9 persen menjadi US$1,11 miliar per September 2015 dibanding US$904,4 juta pada setahun lalu. Jumlah ekuitas pun menyusut 20,4 persen menjadi US$871,1 juta dibanding US$1,09 miliar setahun sebelumnya.