Bareksa.com - Twin Deficit (defisit neraca berjalan dan defisit anggaran) Indonesia membaik pada kuartal II-2015, dan perbaikan berlanjut pada Juli - Agustus, khususnya untuk defisit neraca berjalan. Demikian yang ditulis Macquarie Research dalam salinan riset yang diterima Bareksa, 29 Agustus 2015. Kabar positif ini menjadi oase di tengah tekanan pada bursa saham dan nilai tukar.
Apa yang mendorong perbaikan tersebut, dan bagaimana Macquarie memandang prospek Ekonomi Indonesia?
Menurut riset Macquarie, perbaikan neraca berjalan didorong peningkatan permintaan domestik pada Agustus 2015. Hal tersebut ditandai dengan naiknya penjualan sepeda motor dan semen pada Agustus 2015. Peningkatan konsumsi Agustus didukung naiknya realisasi belanja pemerintah pusat 27,7 persen secara year on year (yoy) pada Juli setelah dilanda kekecewaan pada bulan-bulan sebelumnya.
rafik: Rebound Penjualan Otomotif Agustus 2015
Sumber: Macquarie Research
Grafik: Rebound Penjualan & Konsumsi Semen Agustus 2015
Sumber: Macquarie Research
Di sisi lain, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun ini banyak didorong oleh peningkatan nilai net ekspor (ekspor - impor). Menurut pandangan Macquarie, peningkatan nilai net ekspor Indonesia masih akan terjadi sampai dengan kuartal III-2015 seiring dengan turunnya impor bahan bakar minyak (BBM) pasca pemerintah memangkas subsidi BBM awal tahun ini.
Grafik: Pendorong Pertumbuhan PDB Indonesia
Sumber: Macquarie Research
Sementara itu, defisit fiskal Indonesia juga mengalami perbaikan. Pada kuartal II, defisit fiskal turun drastis menjadi 0,02 persen dari PDB. Padahal, pada kuartal I- 2015, defisit fiskal tercatat mencapai 3,1 persen dari PDB karena pendapatan negara yang masih minim. Penurunan defisit fiskal pada kuartal II mendorong turunnya defisit fiskal pada semester I-2015 menjadi 1,22 persen terhadap PDB. Menurut Macquarie, penurunan tersebut memberi ruang lebih besar kepada pemerintah untuk mempercepat realisasi belanja periode 2015.
Tapi jika dilihat nilainya, defisit fiskal sampai dengan Juli mencapai Rp142 triliun atau terpaut Rp80,5 triliun dari target defisit APBN-P 2015 sebesar Rp222,5 triliun. Sehingga pemerintah masih harus meningkatkan pendapatan agar defisit tidak membengkak dari target tahun ini.
Grafik: Realisasi APBNP Juli 2014 & 2015
Sumber: Kementerian Keuangan, diolah Bareksa
Dengan perbaikan yang mulai terjadi pada Agustus, Macquarie meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan akhir 2015 bisa mencapai 4,8 persen, lebih baik daripada proyeksi Bank Dunia sebesar 4,7 persen. Bahkan, Macquarie memproyeksikan pertumbuhan PDB riil Indonesia pada 2016 sebesar 5,5 persen lebih tinggi dibanding proyeksi pemerintah dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja (RAPBN) 2016 sebesar 5,3 persen.