BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

CHART OF THE DAY: Derasnya Arus Keluar di Pasar Keuangan Tekan Rupiah

Bareksa08 September 2015
Tags:
CHART OF THE DAY: Derasnya Arus Keluar di Pasar Keuangan Tekan Rupiah
Arus dana asing periode 30 Desember 2014 - 7 September 2015. (Bareksa.com)

Di pasar saham year-to-date terjadi outflow dari investor asing sekitar Rp20 triliun.

Bareksa.com - Kemarin (Senin, 7 September 2015) nilai tukar rupiah hampir menyentuh level Rp14.300 per dolar sehingga banyak kalangan mempertanyakan apakah Bank Indonesia tidak melakukan intervensi?

Pertanyaan tersebut muncul karena rupiah telah terdepresiasi 14,17 persen secara year-to-date. Salah satu akibatnya pasar saham terkoreksi 17,7 persen pada periode yang sama dan yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun meningkat menjadi 9 persen dari sebelumnya sekitar 7,8 persen pada awal tahun.

Pantauan analis Bareksa terhadap beberapa indikator ekonomi menunjukan Bank Indonesia sebetulnya sudah cukup berhasil menahan volatilitas nilai tukar rupiah. Pasalnya pada periode yang sama terjadi arus dana keluar (cash outflow) investor asing di pasar saham sekitar Rp20 triliun. Jika dilihat dari titik tertinggi outflow bahkan mencapai Rp31,2 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Pada pasar obligasi secara year-to-date memang terjadi arus dana masuk (cash inflow) sekitar Rp67,5 triliun. Tetapi jika kita hanya melihat pada periode pertengahan Agustus 2015 hingga saat ini terjadi outflow di pasar obligasi hingga Rp12,4 triliun.

Tingginya dana investor asing di pasar keuangan ini menjadi salah satu penyebab tertekannya nilai tukar rupiah. Derasnya outflow investor asing tidak terhindarkan karena penyebabnya dari sisi eksternal. Bank Sentral Amerika, The Fed yang diproyeksi akan meningkatkan suku bunganya memberi pengaruh negatif tidak hanya pada pasar keuangan Indonesia, tetapi juga seluruh negara di dunia, termasuk China.

Illustration
Sumber: Bareksa.com

Selain itu data Bank Indonesia juga menunjukan adanya peningkatan defisit neraca berjalan pada kuartal kedua 2015. Posisi neraca berjalan itu dipengaruhi kenaikan defisit dari sektor jasa akibat kenaikan impor jasa dari luar negeri yang disebabkan mulai meningkatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Hal ini juga mendorong naiknya defisit pendapatan primer dan sekunder untuk membayar dividen dan bunga investor asing.

Sebetulnya defisit tersebut positif bagi pertumbuhan ekonomi ke depan. Tetapi kelemahannya dalam jangka pendek turut menekan nilai tukar rupiah.

Grafik Nilai Neraca Berjalan & Komponennya Periode Q1-2014 sampai Q2-2015
Illustration
Sumber: Bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua