Bareksa.com - Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), pada sesi perdagangan pagi ini (Senin, 6 September 2015) ambrol 10 persen didorong rencana pemerintah untuk menurunkan harga gas industri. Sampai dengan jam 10.30 Wib harga saham PGAS sudah menyentuh Rp2.515 per saham, lebih rendah dari penutupan Jumat sebesar Rp2.800 per saham. (Baca Juga: Saham PGAS Anjlok 10%, Mandiri Securities & Maqcuarie Capital Penjual Terbanyak)
PGAS merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang transminsi dan distribusi gas di Indonesia. Perusahaan ini menyalurkan gas dari pemasok ke pengguna gas di antaranya rumah tangga dan industri. Perubahan harga gas oleh pemerintah dapat memberi dampak pada kinerja perusahaan.
Grafik: Alur Bisnis PGAS
sumber: PGAS
Direktur Utama PGAS Hendi Prio Santoso berpendapat bahwa penurunan harga gas seharusnya dilakukan dari sektor hulu --pemasok/produsen. "Efek penurunan dari hulu akan berdampak ke hilir," ujarnya seperti dikutip dari koran Bisnis Indonesia.
Siapa pemasok PGAS?
Berdasarkan data laporan tahunan PGAS 2014 diketahui dua pemasok gas terbesar yakni Conoco Phillips dan PT Pertamina (Persero). Pada 2014, diketahui PGAS membeli suplai gas senilai $874,2 juta dari Conoco Phillips atau setara 51 persen dari total pasokan, serta $393 juta dari Pertamina atau setara 23 persen dari total pasokan.
Sementara sepanjang Januari - Juni 2015, PGAS membeli $419,5 juta dari Conoco Phillips dan $205 juta dari Pertamina.
Grafik: Penyuplai Gas PGN
Sumber: PGAS
Conoco Phillips merupakan perusahaan eksplorasi berskala internasional yang mengandalkan Indonesia sebagai salah satu basis produksi gas alam. Dari fact sheet perusahaan per Maret 2015 tercatat produksi gas Conoco Phillips di Indonesia sebesar 461 millions cubic feet per day (MMCFD), lebih tinggi dari Qatar 374 MMCFD, serta Australia & Timor Leste 386 MMCFD.
Grafik: Produksi Gas Conoco Phillips
Sumber: Conoco Phillips, diolah Bareksa