Dekan UI Nilai Devaluasi Yuan Akan Untungkan Indonesia. Ini Penjelasannya

Bareksa • 12 Aug 2015

an image
Investors look at an electronic board showing stock information at a brokerage house in Fuyang, Anhui province, China, June 26, 2015. REUTERS/China Daily

Dengan tumbuhnya perekonomian China maka ekspor Indonesia ke China juga akan meningkat.

Bareksa.com - Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Ari Kuncoro, mengatakan dengan melemahnya Yuan seharusnya dalam jangka menengah akan menguntungkan Indonesia. Alasannya, Indonesia masih banyak melakukan hubungan bisnis dengan china.

"Kalau ke kita malah menguntungkan karena tujuan China melakukan devaluasi adalah untuk menaikkan lagi perekonomiannya," katanya.

Ari mengatakan, Indonesia banyak melakukan ekspor bahan mentah ke China. Dengan tumbuhnya perekonomian China maka ekspor Indonesia ke China juga akan meningkat. (Baca juga: Devaluasi Pernah Dilakukan Indonesia Pada Masa Soeharto, Kenapa?)

Jika ekonomi China naik, maka ekonomi Indonesia juga akan tertolong. Jika melihat track record semenjak era presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari 2004 hingga 2012 China menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia.

"Kalau kita lihat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia itu berjalan paralel dengan China dan India. Dari mulai 2004 sampai 2012. Itu adalah jaman dimana pemerintah tidak usah melakukan banyak usaha dan perekomomian tetap naik," katanya.

Data Pertumbuhan Ekonomi China & Indonesia Tahun 2004 - 2014


Sumber: World Bank diolah Bareksa

Namun, sisi negatifnya, China yang kuat akan barang manufaktur murah akan semakin menggila. Barang-barang tersebut menurutnya akan lebih banyak masuk ke Indonesia dan harganya lebih murah.

Selain itu Ari melihat, mata uang di dunia yang kompak melemah hanyalah kejutan awal dan bersifat sementara. Pasalnya banyak pihak di sektor keuangan panik yang membuat kondisi keuangan semakin jelek.

Mengenai dolar yang hari ini menyentuh harga Rp13.800 per dolar Amerika, menurut Ari, Bank Indonesia harus melakukan tindakan dengan mempersiapkan langkah intervensi agar rupiah tidak terlampau tinggi.

Dalam perhitungannya level rupiah yang masih kompetitif untuk ekspor namun tidak terlalu memberatkan bagi impor berada di kisaran Rp12.500 per dolar Amerika. (np)