Rendahnya Konsumsi Masih Jadi Dalang Perlambatan Ekonomi

Bareksa • 05 Aug 2015

an image
Pedagang sayuran melayani calon pembeli di Pasar Tradisional, Cikurubuk, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (5/8). (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Lemahnya permintaan konsumsi ini juga dapat diamati dari kinerja beberapa perusahaan besar yang sahamnya tercatat di BEI

Bareksa.com – Rendahnya daya beli masyarakat kembali menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2015 kurang maksimal. Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi sepanjang bulan Januari-Juni mengalami perlambatan sehingga hanya dapat tumbuh 4,67 persen.

Konsumsi masyarakat pada periode April-Juni tercatat hanya naik 4,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini jelas lebih rendah dibandingkan kuartal I-2015 yang masih tercatat naik 5,01 persen.

Momen Ramadhan-Idul Fitri ternyata tidak berhasil mendongkrak pertumbuhan konsumsi masyarakat meski beberapa toko-toko telah melakukan sejumlah program promo dan menggencarkan penjualan. (Baca juga: Konsumsi Ramadhan Masih Rendah, Kinerja Perusahaan Konsumer & Ritel Turun? )

Padahal, konsumsi masyarakat selalu berkontribusi lebih dari separuh perhitungan Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB).

Grafik Persentase Kontibusi PDB Berdasarkan Pengeluaran Menggunakan Harga Berlaku Periode 2010-2014 dan Kuartal II 2014 dan 2015

Sumber: BI diolah Bareksa.com

Lemahnya permintaan konsumsi ini juga dapat diamati dari kinerja beberapa perusahaan besar yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan pantauan Bareksa, 17 dari 18 perusahaan besar yang terdiri dari sektor konsumsi, ritel, perbankan, semen, infrastruktur, manufaktur, dan pakan olahan mengalami perlambatan pertumbuhan sepanjang periode Januari-Juni 2015. Bahkan, ada beberapa yang malah mencatatkan pertumbuhan negatif.

Penjualan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) merosot menjadi hanya tumbuh 2,22 persen selama semester pertama tahun ini dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Grafik Perbandingan Pertumbuhan Penjualan Perusahaan Semester I-2015 & Semester I-2014

Sumber: Perusahaan diolah Bareksa.com

Penjualan PT Astra Internasional Tbk (ASII) dan anak usahanya, PT Astra Otopart Tbk (AUTO) yang bergerak di industri suku cadang bahkan mengalami pertumbuhan negatif 8,89 persen dan 8,07 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Gaikindo, total penjualan mobil pada semester I-2015 hanya 525 ribu unit, turun 18 persen dibanding  semester I- 2014. Bahkan, penjualan semester I tahun ini mencapai titik terendah sejak 2013. (Baca juga: Penjualan Mobil Semester I Masih Buruk, Honda Hanya Turun 2%)

Grafik: Penjualan Mobil Nasional Per Semester I

sumber: Gaikindo, diolah Bareksa

Turunnya permintaan konsumsi juga dialami industri semen nasional. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), konsumsi semen per Juni 2015 mengalami penurunan 4,12 persen menjadi hanya 4,98 juta ton. Parahnya lagi, produsen semen yang harus bersaing jumlahnya terus meningkat akibat beberapa produsen semen luar negeri yang juga tertarik untuk membangun pabriknya di Indonesia. (Baca juga: Indonesia Kembali Jadi Incaran Produsen Semen Asing, Kenapa SMGR Bersiap Diri?)