Bareksa.com - Perusahaan penyedia layanan internet dan TV kabel PT Link Net Tbk (LINK) berhasil mencetak kinerja positif di tengah melambatnya laju perekonomian. Peningkatan kinerja LINK pada semester I didukung pertambahan jumlah pelanggan dan naiknya rata-rata pendapatan per pelanggan (Average Revenue per User/ARPU).
Semester I 2015, perusahaan yang baru IPO pada Juni 2014 ini meraih pendapatan Rp1,23 triliun, naik 22 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan didukung oleh penambahan 59 ribu pelanggan baru sepanjang semester I 2015, yang terdiri atas 30 ribu pelanggan TV kabel dan 29 ribu pelanggan jaringan internet. Kenaikan ini mendorong jumlah total pelanggan LINK pada semester I 2015 sebanyak 814 ribu pengguna naik dari jumlah pelanggan 2014 sebanyak 755 ribu pengguna.
Pertumbuhan jumlah pelanggan tidak terlepas dari upaya perseroan memperluas jangkauan layanan. Paruh pertama tahun ini, perluasan jaringan LINK mencakup 1,55 juta homes passed, naik dari Desember 2014 sebanyak 1,43 juta.
Selain itu, rata-rata pendapatan per pelanggan (Average Revenue Per User/ARPU) pada paruh pertama tahun ini sebesar RP415 ribu, naik 3 persen dari ARPU per Desember 2014 senilai Rp402 ribu. Peningkatan ARPU dan jumlah pelanggan mengerek pendapatan perseroan naik 22 persen menjadi Rp1,23 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,01 triliun.
Walaupun pendapatan meningkat, tapi LINK pada paruh pertama tahun ini mengalami peningkatan beban depresiasi dan amortisasi sebesar 31 persen menjadi Rp236 miliar. Akibatnya marjin laba operasional menurun menjadi 38,6 persen dari sebelumnya 39,4 persen.
Di luar operasional, biaya keuangan meningkat dua kali lipat menjadi Rp42 miliar dari sebelumnya Rp20 miliar, serta naiknya beban pajak menjadi Rp109 miliar dari sebelumnya Rp95 miliar menggerus marjin laba bersih menjadi 25,4 persen dari sebelumnya 27,3 persen. Namun walaupun marjin tergerus, laba bersih LINK semester I 2015 masih bertumbuh 13 persen (yoy) menjadi Rp314 miliar dari sebelumnya Rp277 miliar.