Garuda Kembali Catat Arus Kas Positif Dalam Lima Kuartal Terakhir

Bareksa • 29 Jul 2015

an image
Sejumlah pesawat milik maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (19/6). ANTARA FOTO/Lucky R.

Anjloknya harga minyak menjadi katalis positif kinerja Garuda

Bareksa.com - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akhirnya kembali mencatat arus kas operasi positif setelah lima kuartal terakhir sebelumnya negatif ditopang turunnya harga minyak.

Sepanjang Januari – Juni 2015, Garuda membukukan arus kas operasi $60,2 juta, meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan arus kas negatif $234 juta.

Merosotnya beban bahan bakar hingga 29,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi $533,2 juta membuat total biaya operasional yang dikeluarkan Garuda turun 11,6 persen.

Grafik Arus Kas Operasi Garuda Q1 2013 sampai Q2 2015

Sumber: Bareksa.com

Harga minyak mentah dunia jenis WTI telah turun 52 persen sepanjang setahun terakhir menjadi $47,8 per barel. Anjloknya harga minyak berdampak positif bagi Garuda mengingat 30,3 persen dari total biaya operasional berasal dari beban bahan bakar.

Grafik Harga Minyak WTI Periode Juli 2012 - Juli 2015


Sumber: Bloomberg, diolah Bareksa.com

Kondisi itu membuat Garuda berhasil mencatat laba $29,3 juta selama semester pertama 2015 dibanding rugi $201,3 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi pendapatan, Garuda hanya berhasil mencatat kenaikan 4,7 persen menjadi $1,84 miliar. Tetapi jika ditelaah lebih dalam sebetulnya jumlah penumpang Garuda melonjak  19,5 persen.

Ini jauh lebih tinggi dibanding industri penerbangan regional yang hanya bertumbuh 8,5 persen. Thai Airways bertumbuh 14,7 persen, tetapi Singapore Airlines justru turun 0,4 persen.

Grafik Pertumbuhan Tahunan Penumpang (%) Per Semester I 2015

Sumber: Bareksa.com

Pertumbuhan jumlah penumpang tertinggi Garuda berasal dari brand Citilink yang bertumbuh 32,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Brand Garuda sendiri hanya tumbuh 15,3 persen.

Kondisi itu yang mendorong peningkatan pangsa pasar di Indonesia menjadi 44 persen per akhir Juni 2015 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 37 persen. Garuda berhasil menggeser Lion Group yang hanya memiliki pangsa pasar 40 persen dan kembali memimpin pangsa pasar di Indonesia.

"Kami akan terus meningkatkan pertumbuhan jumlah penumpang melalui peningkatan frekuensi corporate market di lima kota besar," kata Arif Wibowo, Direktur Utama Garuda pada acara analyst meeting, 29 Juli 2015.

Selain itu Garuda juga akan menurunkan spesifikasi pesawat Airbus menjadi kelas ekonomi guna meningkatkan frekuensi penerbangan rute China dan Timur Tengah.