Bareksa.com - Harga saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) naik cukup signifikan hari ini, Rabu 22 Juli 2015. Hingga penutupan sesi I, SMCB naik 4,3 persen menjadi Rp1.565 dari sebelumnya Rp1.500.
Kenaikan harga saham produsen semen itu terdorong langkah Holcim Ltd, induk usaha SMCB, yang telah menyelesaikan marger dengan Lafarge SA asal Perancis pada 15 Juli 2015.
SMCB dan Lafarge secara resmi telah meluncurkan LafargeHolcim di 90 negara dan memiliki fokus usaha pada semen, aggregate dan beton.
LafargeHolcim akan mengumumkan hasil kinerja keuangan semester pertama 2015 dari masing-masing pada 29 Juli mendatang. Sementara hasil interim gabungan pertama dari grup akan diumumkan pada akhir kinerja bulan ke-9 tahun ini.
Sebelumnya, proses merger antara kedua perusahaan tersebut sempat menuai masalah. Awalnya, keduanya sepakat, satu saham Holcim akan ditukar dengan satu saham Lafarge atau 1:1. Namun, belakangan harga saham Holcim melampaui harga saham Lafarge.
Di sisi lain nilai tukar mata uang Swiss Franc menguat terhadap Euro. Hal ini kemudian membuat manajemen Holcim berpikir ulang dan menginginkan rasio transaksi diubah.
Kenaikan harga saham SMCB terdorong oleh aksi borong oleh sejumlah sekuritas. Macquarie Capital (RX), misalnya, membeli 2.725 lot saham senilai Rp425 juta. Nilai transaksi tersebut setara 19,3 persen dari seluruh transaksi saham SMCB yang mencapai Rp2,2 miliar.
Sementara itu, harga saham konstruksi PT Adhi Karya Tbk (ADHI) naik sebesar 1,6 persen menjadi Rp2.775. Namun kenaikan harga saham ADHI cenderung anomali, karena tidak sesuai dengan antrean jual-belinya.
Antrean jual saham ADHI justru mencapai tiga kali antrean belinya dan volume transaksi juga terhitung kecil 7 juta lot. Padahal sebelumnya volume transaksi ADHI secara month to date (MTD) sekitar 20 - 60 juta lot.
Hal serupa juga dialami saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang mengalami kenaikan harga sebesar 3,6 persen. Namun, antrean jual masih lebih tinggi dibanding antrean belinya dan volume transaksi hingga siang hari ini mencapai 22 juta lot. Padahal sebelumnya transaksi WSKT sempat mencapai 85 - 89 juta lot.