THR Dan Great Sale Dorong Pertumbuhan Ekonomi?

Bareksa • 14 Jul 2015

an image
A teller at Bank Indonesia counts out Rupiah bank notes at their headquarters in Jakarta in this October 27, 2014 file photo. REUTERS/Darren Whiteside

Kontribusi konsumsi masyarakat terhadap PDB lebih dari 50%

Bareksa.com - Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2015 menunjukan perlambatan. Namun beberapa tanda-tanda positif pendongkrak pertumbuhan ekonomi muncul menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini, di antaranya peningkatan konsumsi masyarakat.

Sebagaimana diketahui, konsumsi masyarakat merupakan komponen utama pendorong PDB Indonesia. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat berpotensi menjadi stimulus atau pemicu terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal II dan III nanti.

Hampir bersamaan dengan Lebaran juga ada Great Sale di sejumlah pusat perbelanjaan, khususnya di Jabodetabek. Ketua DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia DKI Jakarta Ellen Hidayat mengungkapkan nilai penjualan dari Festival Jakarta Great Sale (FJGS) tahun ini mencapai Rp14,5 triliun, naik 8 persen dari FJGS tahun sebelumnya.

Ellen saat penutupan FJGS 2015 menuturkan bahwa peningkatan transaksi dan penjualan mulai menunjukan tren peningkatan pada minggu ketiga hingga penutupan FJGS. "Peningkatan transaksi terjadi setelah para pekerja menerima tunjangan hari raya (THR) dan ketika pegawai negeri sipil mendapat gaji ketiga belas," ungkapnya seperti dikutip dari Bisnis.com.

Tanda positif lainnya diungkap riset Deutsche Bank. Riset yang diterima bareksa pada 7 Juli 2015 menunjukan adanya peningkatan  penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) pada kuartal II 2015 menjadi Rp101 triliun (naik 22% dari kuartal I-2015  dan 4% dari kuartal II-2014). Deutsche Bank menilai adanya kaitan antara peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Lebaran dengan naiknya penerimaan pajak pada kuartal II.

Adapun riset Mandiri Sekuritas pada 10 Juli 2015 menampilkan data pertumbuhan penjualan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) pada Juni 2015. Menurut analis Mandiri Sekuritas, efek dari Lebaran memberi katalis positif bagi penjualan RALS.

Grafik: Penjualan Bulanan RALS

sumber: riset Mandiri Sekuritas

Faisal Basri, ekonom Universitas Indonesia dalam tulisan di blognya yang berjudul "Bangkitkan Ekonomi Tak Bisa dengan Andalkan APBN" mengingatkan bahwa konsumsi masyarakat merupakan komponen pertumbuhan ekonomi yang paling signifikan. Dalam lima tahun terakhir, konsumsi masyarakat menyumbang lebih dari 50 persen terhadap PDB.

Grafik: Pertumbuhan PDB

sumber: BPS, Faisalbasri01.wordpress.com, diolah Bareksa.com

Pertanyaannya, mampukah peningkatan konsumsi menjelang lebaran mendorong pertumbuhan ekonomi?

Ari Kuncoro Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia saat dihubungi Bareksa (14/7) mengatakan bahwa peningkatan konsumsi menjelang lebaran hanya siklus musiman. Terlebih lagi, peningkatan konsumsi didorong oleh pemberian (THR) dan digelarnya great sale.

Menurut dia, akan jauh lebih baik jika pertumbuhan konsumsi didorong oleh peningkatan penghasilan masyarakat.    "Ada mesin ekonomi yang belum berjalan, yaitu penyerapan belanja pemerintah. Belanja pemerintah itu pemicu. Jadi kalau ini berjalan maka akan memberi dampak multiplier seperti membuka lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan masyarakat"

Namun, Ari tidak menampik adanya pengaruh positif dari belanja masyarakat menjelang Lebaran terhadap pertumbuhan ekonomi. "Pasti ada pengaruhnya, mungkin (pertumbuhan ekonomi) kuartal III naik 4,8 sampai 4,9 persen karena masyarakat mengeluarkan dana ekstra menjelang Lebaran."