MARKET FLASH: BTN Kelola Dana BPJS Rp48,5 Triliun

Bareksa • 23 Jun 2015

an image
Foto udara perumahan di kawasan properti Tangerang, Banten, Selasa (5/5). Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas) merencanakan pembangunan 15.000 unit rumah murah layak huni di wilayah Jabodetabek dengan investasi sekitar Rp900 miliar sampai Desember 2015. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Dua emiten akan relisting; PWON catat marketing sales Rp1,82 triliun per Mei

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan BTN akan mendapat kucuran dana kelolaan milik BPJS Ketenagakerjaan untuk membiayai program satu juta rumah senilai Rp48,5 triliun per tahun. Dana itu cukup untuk sekitar 300.000 unit rumah. Penyertaan dalam jumlah besar itu dimungkinkan dengan adanya perubahan Peraturan Pemerintah No.99 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

Revisi beleid ini memungkinkan penempatan dana kelolaan dari sebelumnya maksimal 5 persen menjadi 30 persen. Adapun revisi direncanakan rampung pada 1 Juli 2015.

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

Pengembang properti PWON mencatatkan perolehan pendapatan prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp1,82 triliun hingga pertengahan Mei 2015. Jumlah tersebut setara dengan 52 persen dari target yang dipatok perseroan sepanjang tahun ini sebesar Rp3,48 triliun. PWON optimistis target 2015 akan terpenuhi, seiring dengan pelonggaran kebijakan loan to value pada Juli nanti yang dapat memacu penjualan properti.

PT Phapros Tbk

Phapros menargetkan penerbitan medium term notes senilai Rp200 miliar bisa dilakukan pada November 2015. Direktur Utama Phapros Iswanto mengatakan penerbitan surat utang tersebut untuk membiayai pembangunan pabrik perusahaan di Semarang Jawa Tengah. MTN ini terpaksa diambil setelah rencana Phapros melantai di bursa pada tahun ini berpotensi molor hingga 2016.

PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET)

DNET menganggarkan dana Rp2,8 triliun hingga 2017 untuk menggarap bisnis serat optik. Emiten yang mengelola situs ogahrugi.com ini juga telah membentuk anak usaha baru bernama PT Indoritel Persada Nusantara dengan modal awal Rp130 miliar untuk menjalankan lini usaha tersebut. Sebagian kebutuhan investasi di bisnis anyar tersebut akan didapatkan dari penerbitan saham baru sebanyak 1,41 miliar saham senilai Rp1,3 triliun. Adapun, sekitar 1,1 miliar di antaranya akan diserap oleh Tower Bridge Ventures Limited dengan harga penawaran Rp925 per lembar saham.

Relisting Dua Emiten

Dua eks perusahaan terbuka bersiap kembali masuk ke papan pencatatan Bursa Efek Indonesia. Mereka adalah PT Bukaka Teknik Utama dan PT Media Komunikasi Nusantara Korporindo. Bukaka akan menggunakan laporan keuangan 2014 sebagai dasar valuasi meski tidak ada penjaringan dana. Media Komunikasi berniat relisting dengan menerbitkan 453 juta saham publik seharga Rp200 per saham.

PT PP Tbk (PTPP)

PTPP mengincar empat proyek pembangunan pembangkit listrik senilai hingga Rp 2 triliun tahun ini. Proyek tersebut menjadi bagian target perolehan kontrak baru emiten pelat merah ini pada 2015 senilai Rp27 triliun. Sampai pertengahan Juni, PTPP meraih kontrak baru Rp11,82 triliun atau 44 persen dari target.

PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)

BTEL mendapat persetujuan pemegang saham untuk menerbitkan saham baru, sebagai langkah awal restrukturisasi utang berdasarkan putusan perdamaian dengan kreditor dalam proses PKPU di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Saham baru akan disesuaikan dengan jumlah obligasi wajib konversi, tetapi OJK belum memberi izin untuk penerbitan obligasi dan saham baru BTEL. Menurut kesepakatan BTEL dan kreditor, 70 persen utang dibayar dengan obligasi konversi wajib (MCB A) yang bisa dikonversi dengan saham baru senilai Rp200 per saham. Sementara 30 persen akan dibayar bertahap.