Bareksa.com – Sejumlah saham perbankan BUMN mulai menguat dalam dua hari terakhir sebagai respon atas usulan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM). Kementerian ini mengusulkan agar dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dialihkan sebagai dana subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Sekretaris Kemenkop-UKM Agus Muharam mengungkapkan bahwa usulan ini dibuat sebagai langkah agar perbankan tetap dapat menurunkan bunga KUR tanpa harus mengorbankan margin keuntungannya. Langkah ini dapat diambil pemerintah, terlebih pemerintah saat ini tidak memiliki anggaran yang bisa dialokasikan untuk pemberian subsidi dana untuk KUR.
“Ada beberapa cara untuk itu (mencapai bunga 12 persen). BUMN ini punya pemerintah dan memiliki dana PKBL. Itu bisa di-improve dan digunakan untuk subsidi KUR,” ujar Agus seperti dikutip Investor Daily.
Usulan ini pun ditanggapi positif oleh sejumlah analis dan ekonom. Kepala Ekonom Ryan Kiryanto menilai ide tersebut dapat direalisasikan. Namun, pemerintah setidaknya harus mendiskusikannya terlebih dulu dengan Komisi VI DPR sebelum membuat peraturan tersebut.
“Idenya bagus, saya setuju. Tetapi ini sudah masuk ranah politis karena PKBL urusan Kementerian BUMN yang juga memiliki mitra kerja yakni Komisi VI DPR,” ujar Ryan dikutip Investor Daily.
Senada dengan Ryan, analis Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja juga menilai itu ide bagus untuk perbankan. Sebab kebijakan yang dibuat pemerintah tidak jadi menekan interest income perbankan.
Imbasnya, sejumlah saham perbankan yang dipimpin oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat, dan berimbas kepada kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saham BBRI menguat 7,14 persen dan diperdagangkan pada harga Rp10.875 per saham pada penutupan sesi I hari ini.
Grafik Pergerakan Intraday Saham BBRI, BMRI, dan BBNI
Sumber: Bareksa.com
Mengenai kenaikan saham BBRI, Tjandra menilai hal itu wajar karena Bank BRI merupakan penyalur kredit KUR terbesar. Mandiri Sekuritas pun mencatat bahwa Bank BRI selama ini menguasai 63 persen penyaluran kredit KUR dari total penyaluran kredit per November 2014 yang nilainya mencapai Rp50,7 triliun.
Pie Chart Penyaluran Kredit KUR
Sumber: Mandiri Sekuritas
“Selain itu, penurunan selama ini juga dinilai terlalu dalam. Walhasil sejumlah pelaku pasar mulai melakukan pembelian,” kata Tjandra kepada Bareksa. Sebelumnya, saham perbankan mengalami tekanan akibat rencana pemerintah yang meminta perbankan agar dapat menurunkan suku bunga KUR mendekati level bunga yang diberikan kepada korporasi, sekitar 12 persen. (Baca juga: Saham Perbankan Kembali Longsor Setelah Wacana Penurunan Suku Bunga KUR)
Kenaikan Yang Masih Harus Diwaspadai
Head of Research Universal Broker Satrio Utomo menilai kondisi kenaikan saham perbankan saat ini masih harus diamati lebih seksama oleh pelaku pasar. Penyebabnya investor asing yang selama ini banyak menjual saham perbankan belum banyak melakukan pembelian.
“Kalau kita lihat, volume perdagangan saham perbankan saat ini masih relatif kecil dan belum signifikan meski posisi investor asing sudah net buy. Tetapi kondisi ini tidak dapat menjadi patokan untuk masuk.”
Menurut dia, pelaku pasar masih harus menunggu pengumuman The Fed terkait suku bunga Fed Rate besok hari dan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada pertengahan Juli nanti.