Bareksa.com - Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) akan mempertahankan kebijakan untuk tidak memangkas produksi minyak selama enam bulan ke depan. Kebijakan itu diperkirakan akan menekan harga minyak seiring dengan meningkatnya ekspor sejumlah negara anggota OPEC, termasuk Iran.
Dengan menyepakati kebijakan kuota produksi itu, OPEC akan memengaruhi harga di pasar. Kesepakatan mengatur kuota juga terjadi pada akhir tahun lalu saat Arab Saudi, produsen minyak terbesar, mengatakan tidak akan memangkas produksi hanya untuk menjaga harga tetap tinggi.
OPEC, yang baru saja mengadakan pertemuan resmi di Wina (Austria), melihat tidak ada alasan kuat untuk mengubah strategi pada saat pertumbuhan permintaan minyak dunia lemah dan sengaja menghambat ledakan shale gas di Amerika Serikat. Pada saat bersamaan, harga minyak dunia baru saja rebound setelah menyentuh titik terendah $45 per barel pada Januari.
Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengatakan 100 persen yakin dengan pasar minyak. Pasar tengah menyaksikan peningkatan permintaan minyak dan sedikit perbaikan dalam ekonomi global. Alasan lainnya menurut Naimi, pasokan minyak dari negara non-OPEC juga sudah turun.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh akan menyakinkan para anggota OPEC untuk memberi ruang tambahan 1 juta barel per hari bila Amerika semakin memperlonggar produksi shale gas. Akan tetapi, Iran tidak ingin memulai terlebih dulu pertikaian semacam itu pada saat ini.
"Saya pikir tidak akan terjadi diskusi semacam itu. Ketika produksi datang, masalah itu akan selesai sendiri," ujar salah satu delegasi OPEC seperti dikutip Reuters.
Hanya ada sedikit upaya penyesuaian produksi kelompok eksklusif tersebut yang ditargetkan maksimal 30 juta barel per hari. Namun, produksi dalam kenyataannya sudah melampaui batas tersebut selama tahun lalu hingga mencapai 31,2 juta barel per hari pada Mei, angka tertinggi dalam tiga tahun menurut survei Reuters.
Perdagangan minyak di pasar global Jumat ini mulai stabil sebelum OPEC mengambil keputusan itu. Harga kontrak minyak Brent diperdagangkan di atas $62 per barel. Harga minyak mentah WTI di bursa NYMEX mencapai $57,55 per barel.
Grafik Harga Minyak Global
Sumber: Nasdaq
Sementara dari dalam negeri, Tim Harga Minyak Indonesia pada 4 Juni 2015 menyatakan harga minyak mentah Indonesia pada Mei 2015 mengalami peningkatan dibanding April 2015. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP), dari hasil perhitungan Formula ICP, naik sebesar $ 4,28 per barel dari $ 57,58 per barel menjadi $ 61,86 per barel. (pi)