POLICY FLASH: Defisit Anggaran Lebar, Pemerintah Cari Utang Baru

Bareksa • 11 May 2015

an image
Petugas menghitung uang pecahan 100 dolar AS di penukaran valas Ayu Masagung, Jakarta, Rabu (4/3). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah sebesar 0,17 persen atau berada pada posisi Rp 12.990 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Tambahan pinjaman yang diminta berkisar $1,1 miliar - $1,2 miliar

Pemerintah bersiap mencari tambahan dana untuk menambal defisit anggaran yang diprediksi bakal melebar. Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Schneider Siahaan mengatakan pemerintah mengajukan permintaan penambahan pinjaman multilateral kepada World Bank, Asian Development Bank (ADB), Badan Pembangunan Perancis (AFD), dan Bank Pembangunan Jerman (KFW).

Total tambahan pinjaman berkisar $1,1 - 1,2 miliar. Menurut Schneider, sampai saat ini sudah ada komitmen pemberian pinjaman sebesar $600 juta. Selain itu, pemerintah sampai saat ini juga masih memiliki fasilitas standby loan sebesar $5 miliar dari ADB, Bank Dunia, serta pinjaman bilateral Australia-Jepang.

***

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan hanya berkoordinasi dengan pemerintah. Pernyataan tersebut keluar setelah Agus dipanggil ke istana negara Kamis (7/5). Agus menyatakan bahwa BI tidak bisa diintervensi. Selain itu, ia juga meminta pemerintah mengoptimalkan realisasi belanja modal untuk mendorong pertumbuhan.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan masih ada ruang bagi BI Rate untuk turun sedikit dari posisi saat ini 7,5 persen.