Bareksa.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang April 2015 mencapai 0,36 persen. Secara keseluruhan inflasi April 2015-April 2014 (year on year/YoY) mencapai 6,79 persen.
Inflasi pada April dipicu oleh kenaikan harga transportasi, makanan jadi, dan juga utilitas seperti listrik, gas, dan air. BPS mencatat kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan Jasa keuangan menjadi penyumbang terbesar inflasi April dengan kontribusi sebesar 0,33 persen.
Selanjutnya, disusul oleh kelompok makanan jadi yang menyumbang 0,08 persen dan kelompok utilitas yang menyumbang inflasi 0,06 persen. Sementara, kelompok bahan makanan dasar malah mencatat deflasi 0,15 persen seiring penurunan harga beras.
Kenaikan inflasi ini masih sejalan dengan ekspektasi para ekonom yang memperkirakan inflasi pada April bergerak dalam rentang 0,3-0,5 persen. Sebelumnya, ekonom Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra menilai kenaikan harga minyak dan pelemahan nilai tukar mendorong inflasi administered prices.
“Harga minyak telah naik 14,0%, sedangkan rupiah terdepresiasi 4,3%. Akibatnya, barang dan jasa yang harganya berkorelasi dengan mereka akan ikut menyesuaikan, termasuk bahan bakar ritel, tarif listrik, dan 12 kg LPG,” kata Aldian dalam laporannya pada 28 April lalu. Kenaikan tarif dasar listrik untuk semua golongan dan harga gas elpiji 12 Kg juga akan berimbas kepada inflasi.
Senada dengan Aldian, ekonom Maybank Kim Eng Securites Juniman dalam laporannya juga memperkirakan inflasi April akan lebih disebabkan pelemahan Rupiah terhadap dolar AS dan meningkatnya harga bahan bakar minyak.(al)