Kenaikan Rasio Kredit Macet Bank CIMB Niaga Paling Tinggi Berasal Dari Korporasi
Rasio NPL gross CIMB Niaga melesat menjadi 7,9 persen pada akhir kuartal I-2015
Rasio NPL gross CIMB Niaga melesat menjadi 7,9 persen pada akhir kuartal I-2015
Bareksa.com - PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mengalami kenaikan rasio kredit macet tertinggi dibandingkan dengan bank-bank besar yang juga telah melaporkan kinerja keuangannya. Apa penyebabnya?
Rasio kredit bermasalah (non performing loan / NPL) gross per akhir Maret 2015 PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik menjadi 4,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2,6 persen. (Baca Juga: 6 Dari 7 Bank Laporkan Kenaikan NPL; BNGA, NPL Korporasi Naik 400 Basis Poin)
Wan Razly Abdullah, Direktur Keuangan Bank CIMB Niaga kepada awak media mengatakan penyebab naiknya NPL gross akibat pembengkakan kredit macet atau non performing loan (NPL) berasal dari pembiayaan ke sektor batubara dan industri yang terkait dengan batubara.
Promo Terbaru di Bareksa
Melihat dari paparan kinerja bank CIMB Niaga memang menunjukan lonjakan NPL terjadi di segmen kredit korporasi yang melonjak menjadi 7,9 persen per akhir Maret 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu hanya 3,9 persen.
Segmen kredit komersil juga mengalami lonjakan NPL menjadi 3,5 persen dari sebelumnya 1,8 persen. Sementara kredit konsumsi NPLnya tetap 1,7 persen. Artinya kredit bermasalah yang banyak terjadi di bank CIMB Niaga terjadi di level debitor perusahaan bukan individu.
Grafik Pergerakan NPL Bank CIMB Niaga kuartal I-2014 - kuartal I-2015
Sumber: laporan presentasi CIMB Niaga
Namun dari hasil pengamatan analis Bareksa dari catatan laporan keuangan kenaikan kredit macet justru terjadi di segmen perindustrian dan perdagangan, restoran, hotel dan administrasi. Kredit macet di segmen perdagangan, restoran, hotel dan administrasi Rp678 miliar atau 19,13 persen nilai seluruh total kredit macet. Sementara segmen perindustrian Rp1,15 triliun atau 34 persen dari kredit macet.
Sedangkan sektor pertambangan hanya mengkontribusi 7,9 persen dari total kredit macet.
Sebelumnya pengacara PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII), Duma Hutapea menyatakan kredit macet PT Dhiva Inter Sarana (DIS) tidak hanya terjadi di BII tetapi juga di empat bank lainnya, yakni DBS, Permata, BRI dan CIMB. Di empat bank ini, total kredit bermasalah PT Dhiva mencapai Rp547 miliar. PT Dhiva sendiri bergerak di bidang perdagangan pipa penyaluran gas. (Baca Juga: Pengacara BII-Maybank: Kredit Macet Dhiva Juga di 4 Bank lain, Total Rp1,2 T)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.