XL-Axis Merger; Apa Dampak Konsolidasi Operator Telko Bagi Provider Menara?
Dalam jangka pendek, hasilnya berpotensi merugikan bagi bisnis penyedia menara
Dalam jangka pendek, hasilnya berpotensi merugikan bagi bisnis penyedia menara
Bareksa.com - Tren konsolidasi operator telekomunikasi di Indonesia dinilai dapat memberi efek positif dalam perkembangan industri seluler di masa depan. Namun, dalam jangka pendek, hasilnya berpotensi merugikan bagi bisnis penyedia menara.
Konsolidasi operator telekomunikasi yang terakhir selesai adalah akuisisi dan merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Axis Telekom Indonesia. Sebelumnya, PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN) dan PT Smart Telecom juga telah menggabungkan bisnis mereka.
Operator seluler, yang biasa menggunakan jasa infrastruktur dari perusahaan menara, mendapat keuntungan dari penggabungan usahanya. Sementara para operator menurunkan biaya (cost) dengan saling berbagi, para penyedia menara justru mengalami penurunan pendapatan dalam jangka pendek.
Promo Terbaru di Bareksa
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), sebagai salah satu penyedia menara terbesar nasional, juga merasakan dampak tersebut. Setelah XL merger dengan Axis, kontribusi kedua operator yang bergabung itu menjadi lebih kecil bagi pendapatan penyedia menara terafiliasi Grup Saratoga ini.
Presiden Direktur TBIG Herman Satya Budi mengakui pendapatan penyedia menara akan semakin besar bila tingkat penyewaan (tenancy ratio) semakin tinggi. Namun, bila para operator berkonsolidasi, mereka cenderung bersatu dan mengurangi biaya sewa yang merupakan pendapatan bagi penyedia menara.
"Tingkat kolokasi jangka pendek memang berkurang tetapi konsolidasi ini sudah diprediksi. Kami percaya itu untuk kesehatan industri telekomunikasi sehingga tidak mengejutkan lagi," ujarnya kepada wartawan 27 Mei 2015.
Grafik Rincian Kontribusi Pendapatan TBIG 2013 vs 2014
Sumber: Laporan Tahunan TBIG
Seperti terlihat dalam grafik, rincian kontribusi XL yang sudah bergabung dengan Axis pada 2014 mencakup 14 persen pendapatan TBIG. Namun, sebelumnya pada 2013 saat XL dan Axis masih terpisah, kontribusi mereka bila dijumlah mencapai 18 persen.
Hal yang sama juga terjadi pada rincian pendapatan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), provider menara yang terafiliasi Grup Djarum. Pada 2014, kontribusi pendapatan TOWR dari XL yang sudah merger dengan Axis mencapai 20 persen, sedikit turun bila dibanding 23 persen saat kedua operator itu belum bergabung.
Grafik Rincian Kontribusi Pendapatan TOWR 2013 vs 2014
Sumber: Laporan Tahunan TOWR
Meskipun demikian, TBIG masih percaya bahwa dalam jangka panjang industri telekomunikasi akan semakin baik karena konsolidasi akan membuat kondisi lebih sehat dan memperbaiki layanan pada pelanggan. "Operator akan perlu tambahan BTS. Kalau industri sehat, mereka tidak akan perang tarif tetapi lebih mengutamakan layanan pelanggan. Saya lihat ke depan akan semakin baik daripada sekarang," kata Herman.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.