Waskita Harap DPR Tidak Batasi Porsi Rights Issue

Bareksa • 22 Apr 2015

an image
Presiden Direktur PT Wijaya Karya Tbk Bintang Perbowo (kiri) berbincang dengan Direktur Utama Waskita Karya M Choliq (kanan) sebelum rapat terbatas kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/3). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

"Kami masih aman dengan harga Rp1.100 per saham karena hanya 29 persen dari portepel"

Bareksa - Perusahaan kontraktor PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berharap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak akan membatasi jumlah penerbitan saham baru (rights issue) senilai Rp5,3 triliun. Perseroan menargetkan aksi korporasi tersebut dapat terealisasi pada akhir Juni 2015.

Presiden Direktur Waskita M. Choliq menjelaskan bahwa perseroan akan menyampaikan dokumen rights issue kepada Otoritas Jasa Keuangan pada 29 April, sehingga bila proses lancar dana dapat diterima pada akhir Juni.

"Ada dua hal yang kritikal. Pertama, persetujuan DPR. Kedua, Peraturan Pemerintah soal penyertaan modal pemerintah (PMP). Kalau sesuai, target Juni bisa selesai," ujarnya kepada wartawan di Jakarta 22 April 2015.

Waskita dipastikan mendapat  PMP senilai Rp3,5triliun yang akan dilakukan melalui rights issue. Pemerintah saat ini memiliki sekitar 66,2 persen saham Waskita dan memastikan tidak akan terjadi dilusi.

Choliq berharap DPR tidak akan membatasi jumlah saham baru yang akan diterbitkan perseroan. Hal ini diutarakan karena sebelumnya rights issue PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dibatasi hanya maksimal 30 persen.

"Kalau maksimal 30 persen, kami masih aman dengan harga Rp1.100 per saham karena hanya 29 persen dari portepel. Dengan harga penutupan di bursa kemarin RP1.800, kisaran harga masih bisa digerakkan," ujarnya.

Dia menyebutkan aksi korporasi ini akan dibantu oleh sejumlah penjamin emisi (underwriter) yang dipimpin oleh Mandiri Sekuritas. Bahana Securities dan Danareksa Sekuritas, dua perusahaan sekuritas milik Negara juga ikut menjadi penjamin emisi

Bila aksi korporasi ini berhasil terlaksana, Waskita yakin dapat merevisi naik target laba hingga Rp1 triliun dari target sebelumnya Rp650 miliar. Kenaikan laba tersebut didapat dari penghematan biaya (interest saving) senilai Rp250 miliar karena dana pengembangan proyek berasal dari ekuitas, bukan pinjaman yang berbunga.

Dana hasil rights issue tersebut akan digunakan sebagian besar untuk membiayai proyek jalan tol Rp3 triliun. Sisanya untuk pengembangan sektor energi, yaitu pengembangan transmisi.

Proyek Tol

Sepanjang tahun ini, Waskita menargetkan kontrak baru senilai Rp20,8 triliun sehingga total kontrak dikelola mencapai Rp41 triliun. Per kuartal pertama tahun ini, perseroan baru mendapatkan kontrak senilai Rp2,8 triliun, tetapi masih optimis dapat memenuhi target karena biasanya kontrak akan banyak mulai semester kedua.

Choliq menyebutkan sejumlah proyek besar selama triwulan pertama 2015 antara lain Pembangunan fasilitas kapal selam PT PAL Indonesia di Surabaya senilai Rp285 miliar dan aksesibilitas Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta senilai Rp253 miliar. "Proyek lain yang akan segera diteken adalah kontrak tol Solo senilai Rp8 triliun. Tol Medan- Kuala Namu- Bukit Tinggi dan transmisi di Sumatera. Saya optimis (kontrak baru) lebih dari Rp20 triliun."

Tidak hanya berfokus pada pembangunan gedung, Waskita akan melebarkan sayap ke konstruksi jalan tol dengan melakukan inisiasi tol di Bali. Perseroan mengajukan kepada pemerintah untuk menggarap proyek tol di Bali sepanjang 125 kilometer. Total nilai investasi proyek yang akan dibangun dalam empat tahap tersebut mencapai  Rp40 triliun.

"Tahap satu mulai dari Kuta, Tanggu, Tanah Lot dan Koja. Saat ini sedang proses usulan Gubernur Bali kepada Menteri Pekerjaan Umum supaya Waskita ditunjuk menjadi kontraktor," katanya.

Dia menjelaskan bahwa Kementerian Pekerjaaan Umum Perumahan Rakyat  telah menetapkan Waskita sebagai inisiator tol Bali. Keuntungan inisiator, katanya, memiliki right to match 10 persen. Artinya, bila pesaing menawar harga dalam tender lebih murah 10 persen, Waskita tetap akan lebih diutamakan. (pi)