Bareksa.com - Kota Jakarta akan menjadi tuan rumah perhelatan ekonomi internasional World Economic Forum (WEF) pada 19-21 April 2015. Diperkirakan ada 700 peserta yang datang dari 40 negara, yang terdiri dari para petinggi perusahaan, menteri, dan perwakilan organisasi internasional.
Berdasarkan keterangan di laman forum ini, Presiden Joko Widodo akan menyampaikan kata pembuka. Tema pertemuan yang berfokus di Asia Timur kali ini adalah "Anchoring Trust in East Asia’s New Regionalism."
Senior Director and Head of Asia-Pacific World Economic Forum, Sushant Palakurthi Rao, mengatakan WEF sebagai satu-satunya lembaga internasional untuk kerja sama publik dan swasta akan menyelenggarakan pertemuan ini di saat peningkatan kepercayaan menjadi faktor penting dalam menghapus polarisasi sosial dan politik.
"Untuk memenuhi kebutuhan negara-negara Asia Timur yang cepat, kemitraan adalah penting untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap akses lebih luas kepada pendidikan, pekerjaan yang berkualitas dan perwakilan politik," katanya seperti dikutip di laman WEF.
Program dalam pertemuan ini dibangun dalam tiga pilar, yakni:
-The New Citizen Context yang mengidentifikasi potensi solusi terhadap tekanan tantangan sosial.
-The New Economic Context yang menggali peluang dan kendala pertumbuhan ekonomi dalam wilayah Asia Timur
-The New Regional Context yang mengkaji kemajuan kolaborasi regional dan juga ketegangan geopolik yang dapat menghambat kemajuan.
Pertemuan ini juga menyediakan wadah untuk berdiskusi dan mencari solusi untuk sejumlah dari 10 tantangan global yang dinilai hanya dapat diselesaikan melalui kerja sama antar pemangku kepentingan dan kemitraan publik dan swasta.
Para Ketua (Co-Chairs) dari World Economic Forum Asia Timur:
Hans-Paul Bürkner, Chairman, The Boston Consulting Group, Jerman;
John Riady, Executive Director, Lippo Group, Indonesia; Budi Gunadi Sadikin, Chief Executive Officer, Bank Mandiri (Persero), Indonesia;
William Lacy Swing, Director-General, International Organization for Migration (IOM), Geneva;
Teresita Sy-Coson, Vice-Chairperson, SM Investments Corporation, Filipina.
Peserta lainnya termasuk Samdech Techno Hunsen, Perdana Menteri Kamboja; Vilayvanh Phomkhe, Menteri Pertanian Laos; Mustapa Mohamed, Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia; Ibrahim Boubacar Keita, Presiden Mali; dan Purevsuren Lundeg, Menteri Luar Negeri Mongolia.