Bareksa.com - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengangkat Sukardi Rinakit sebagai Komisaris Utama dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) hari ini 24 Maret 2015 di Jakarta. Sukardi yang berlatar belakang politik ini dinilai dekat dengan Megawati Soekarnoputri.
Pria yang kerap disapa Cak Kardi ini terkenal sebagai pengamat politik dengan latar belakang pendidikan Kriminologi Fisip Universitas Indonesia. Dia juga melanjutkan sekolahnya di Department of Southeast Asean Studies di Singapura dan Political Science di National University juga di Singapura.
Sebelumnya, Cak Kardi juga pernah menjadi Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), staf peneliti di Center for Strategic and International Studies (CSIS), dan Sekretaris Jendral Perhimpunan Nasional Indonesia.
Perhimpunan Nasional Indonesia didirikan oleh ekonom dan politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kwik Kian Gie.
Dalam RUPS BTN, Dewan komisaris sepenuhnya dirombak dengan tujuh anggota, sebelumnya hanya enam. Sementara itu, RUPS juga menyetujui pengangkatan empat anggota baru di dewan direksi dan memberhentikan dua anggota lama.
Menanggapi keputusan dalam RUPS tersebut, Manajer Investasi BNI Asset Management Hari Septanto menilai pengangkatan komisaris utama bukan berlatar belakang ekonomi dapat berdampak negatif bagi kinerja bank yang menyalurkan kredit untuk perumahan tersebut.
"Peranan komisaris utama sangat penting dalam hal pengambilan keputusan di bank, maka dia sebaiknya memiliki latar belakang perbankan maupun keuangan. Untuk memperbaiki kinerja BTN seharusnya dimulai dari memilih pemimpin yang kredibel dibidangnya." ujarnya ketika dihubungi Bareksa.com pada 24 Maret 2015.
Hari juga memberikan perbandingan dengan bank lain yang mengangkat Komisaris Utama dengan latar belakang perbankan seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang mengangkat Darmin Nasution sebagai Komisaris Utama. Darmin sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia periode September 2010 sampai Mei 2013. "Pengangkatan Sukardi jadi sangat timpang dibandingkan dengan Darmin," tambah Hari.
Hari menyayangkan jika BTN dipolitisasi, karena BTN merupakan bank yang strategis bagi pemerintah untuk membantu rakyat kecil memiliki rumah.
Berikut adalah susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi BTN yang baru.
Dewan Komisaris Baru
Komisaris Utama Sukardi Rinakit
Komisaris Independen Amanah Abdulkadir
Komisaris Independen Kamaruddin Sjam
Komisaris Independen Catherinawati Hadiman
Komisaris Independen Arie Coerniadi
Komisaris Agung Kuswandono
Komisaris Lucky Fathul Aziz
Dewan Direksi Baru
Direktur Utama Maryono
Direktur Irman Alvian Zahiruddin
Direktur Mansyur Syamsuri Nasution
Direktur Iman Nugroho Soeko
Direktur Baru Adi Setianto
Direktur Baru Sis Apik Wijayanto
Direktur Baru Sulis Usdoko
Direktur Baru Oni Febriarto