Bareksa.com - Penambahan bebas visa yang termasuk dalam paket kebijakan ekonomi pemerintah diharapkan dapat mendorong jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia sehingga menambah devisa negara. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa wisata seperti PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) berpotensi mendapat dampak positif dari kebijakan ini.
Seperti diberitakan, pemerintah akan memberikan bebas visa kunjungan singkat wisatawan kepada 30 negara baru termasuk Jepang, China, Korea, dan Rusia. Dengan demikian, akan menjadi 45 negara yang berhak berkunjung ke Indonesia untuk turis tanpa visa.
Berkaitan dengan kebijakan itu, Riset Mandiri Sekuritas melihat bahwa PANR akan menikmati keuntungan dari tumbuhnya industri pariwisata. Keuntungan PANR ini juga didukung oleh jaringan luas perseroan dengan 100 kantor cabang dan biro di Singapura, Malaysia, dan Beijing.
"Kami melihat kesusksesan reformasi Jokowi di infrastruktur, maritim dan bebas visa untuk 30 negara di Eropa, AS, Timur Tengah dan Asia Pasifik, yang dapat menambah dan menarik lebih banyak turis," tulis Analis Mandiri Sekuritas Herman Koeswanto dalam riset yang dibagikan pada nasabah tersebut.
Seperti yang diketahui, pemerintah menetapkan target 12 juta wisatawan asing datang ke Indonesia pada 2015, naik 33 persen dibandingkan angka 2014. Bahkan jumlah wisatawan asing ditargetkan hingga 20 juta orang pada 2019. Sektor pariwisata diharapkan berkontribusi terhadap PDB sebesar 8 persen pada 2019, dibandingkan 4 persen pada 2013.
Untuk menghadapi potensi pertumbuhan jumlah wisatawan di Indonesia, PANR akan menyiapkan ekspansi bisnis melalui akuisisi. Sejauh ini, PANR sudah bermitra dengan sejumlah perusahaan multinasional seperti operator hotel Carl Rezidor, perusahaan ppenerbitan Reed Elsevier, dan Gray Line.
Di samping itu, PANR berencana mengakuisisi sejumlah hotel di Bali untuk meningkatkan sinergi. Selain itu, perseroan mempertimbangkan akuisisi gedung pertemuan yang permintaannya sedang naik. Perseroan juga akan masuk ke bisnis kapal pesiar dengan tujuan Makassar, Labuan Bajo, dan Jawa.
Pada tahun 2015, menurut riset Mandiri Sekuritas, PANR menargetkan pertumbuhan penjualan 15 persen dan laba menjadi masing-masing Rp2,2 triliun dan Rp55 miliar. Perseroan juga menikmati keuntungan dari penguatan nilai tukar dolar AS.
"Karena eksposur tinggi terhadap wisatawan asing, perusahaan mengklaim mendapat keuntungan dari penguatan dolar AS sebesar 20 hingga 25 persen dari pendapatan," tulis riset Mandiri Sekuritas.
Mandiri Sekuritas menilai valuasi PANR saat ini diperdagangkan pada 10,5 kali PE berdasarkan panduan laba 2015. Namun, Mandiri Sekuritas tidak memberikan rekomendasi atau rating terhadap saham ini.
Seperti tertera dalam situsnya, PANR adalah satu perusahaan yang tergabung dalam Panorama Group. Usaha ini awalnya adalah agen perjalanan yang berdiri sejak 1972 oleh Adhi Tirtawisata. Sekaranga Panorama adalah perusahaan yang menyediakan jasa pariwisata, transportasi dan perhotelan.
Grup Panorama memiliki bisnis transportasi melalui PT Panorama Transportasi Tbk (WEHA) yang menyediakan jasa operator taksi dan bus bermerek White Horse. Selain itu, afiliasinya PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES) menyediakan paket tur domestik dan internasional. (np)