Harga Naik Tidak Wajar, Saham SIPD Terkena Radar UMA
Setelah reverse stock, SIPD akan rights issue. Harga saham SIPD naik hingga 62 persen sejak awal Maret.
Setelah reverse stock, SIPD akan rights issue. Harga saham SIPD naik hingga 62 persen sejak awal Maret.
Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia mendeteksi adanya pergerakan harga di luar kebiasaaan dibandingkan sebelumnya (Unusual Market Activity) pada perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam PT Sierad Produce Tbk (SIPD). Perseroan memang memiliki rencana untuk melakukan penambahan modal (rights issue).
Harga saham SIPD mengalami kenaikan hingga 62 persen sejak awal Maret lalu menjadi Rp875 per saham. Padahal sebelumnya harga saham SIPD belum pernah mengalami kenaikan sedrastis ini.
Pada tanggal 9 Maret 2015, ketika harga saham SIPD melonjak drastis sebesar 23 persen menjadi Rp665 sejak 5 Maret, BEI telah meminta konfirmasi kepada SIPD terkait pergerakan harga sahamnya.
Namun dalam keterbukaan informasinya tanggal 10 Maret, SIPD mengaku tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Meski demikian, perseroan mengaku memiliki rencana aksi korporasi yang belum dapat diberitahukan rinciannya.
Grafik: Pergerakan Harga Saham SIPD Selama 2 Bulan Terakhir
Sumber: Bareksa.com
Sebelumnya pada tanggal 31 Maret 2015, SIPD juga melaporkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahun 2014. Laporan keuangan tahun 2014 tersebut rencananya akan disampaikan ke BEI selambat-lambatnya pada 30 April 2015.
Terkait dengan adanya UMA ini, otoritas bursa meminta kepada investor untuk mencermati perkembangan pola transaksi pada saham SIPD dan memperhatikan setiap keterbukaan informasi yang disampaikan oleh SIPD.
Seperti diberitakan sebelumnya, perusahaan peternak ayam ini memang berencana untuk melakukan penerbitan saham baru (rights issue) senilai Rp1 triliun, yang akan menjadi kendaraan untuk masuknya produsen buah milik Grup Gunung Sewu ke lantai bursa. Aksi korporasi tersebut rencananya dilakukan setelah perseroan melakukan penggabungan saham (reverse stock) dengan rasio 10:1 yang sudah selesai pada 10 Februari 2015.
Sebagai informasi, pembeli siaga dalam rencana right issue adalah Great Giant Pineapple, sebuah perusahaan perkebunan nanas terintegrasi di dalam Grup Gunung Sewu yang didirikan oleh Dasuki Angkosubroto. Saat ini, kepemilikan perusahaan itu diwariskan kepada anaknya Husodo Angkosubroto, yang dinobatkan menjadi orang terkaya Indonesia ke-23 versi Forbes 2014. Great Giant Pineapple memiliki lahan seluas 32 ribu hektar di Lampung dengan produksi 500 ribu ton nanas per tahunnya yang diekspor ke 60 negara. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.