Dapat Kontrak Ekslusif Aplikasi Pengaman Data Ponsel, Saham INVS Melonjak 11%

Bareksa • 12 Feb 2015

an image
A sales assistant holding Samsung Electronics' Galaxy 5 smartphone (L) and Apple Inc's iPhone 5 smartphone (R) poses for photographs at a store in Seoul July 16, 2014 - (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Kontrak tersebut diperkirakan akan mendorong pendapatan INVS yang dalam setahun terakhir mulai melambat

Bareksa.com – Harga saham perusahaan jasa telekomunikasi PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) sontak naik 3 persen menjadi Rp113 per saham ketika pembukaan perdagangan hari ini Kamis, 12 Februari 2015. Bahkan, harga saham INVS sempat menyentuh level Rp121 atau naik 11 persen dari harga penutupan kemarin Rp109 per saham.

Grafik Pergerakan Intraday Harga Saham PT Inovisi Infracom Tbk (INVS)

Sumber: Bareksa.com

Kenaikan harga tersebut seiring aksi beli pelaku pasar setelah manajemen INVS mengumumkan kerjasama senilai $4 miliar atau setara Rp50 triliun dengan mTouche Technology Behard. INVS akan memperoleh hak ekslusif untuk pemasaran dan bagi hasil keuntungan dari iuran pelanggan jika biaya lisensi rerata bulanannya melampaui $150 ribu atau Rp1,89 miliar.

Dalam keterbukaan informasi BEI, Direktur Utama INVS Jerry Djajasaputra berharap permintaan untuk aplikasi keamanan data telekomunikasi tumbuh pesat.

“Kami berniat menjalin kerja sama dengan mTouche untuk menjangkau pemerintah, korporasi dan konsumen di wilayah Asia. Serta menjadikan One Krypto pilihan utama untuk keamanan data ponsel di kawasan regional, bahkan global.”

Kerjasama ini baik bagi pendapatan INVS. Pasalnya, pendapatan INVS mulai mengalami perlambatan dalam setahun belakangan ini.

Berdasarkan data Bareksa, pendapatan INVS selama 9 bulan pertama 2014 hanya tumbuh 17,56 persen menjadi Rp1,41 triliun dari sebelumnya Rp1,2 triliun. Padahal, pertumbuhan pendapatan rata-rata tahunan (CAGR) INVS dalam 6 tahun terakhir mampu tumbuh 103,17 persen.   

Grafik Pertumbuhan Pendapatan Periode 2008-2014*

Sumber: Bareksa

Perlambatan tersebut terjadi seiring mulai jenuhnya industri telekomunikasi tanah air. Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) menilai pertumbuhan industri telekomunikasi pada 2014 pada kisaran 7-8 persen yang sebagian besar didorong oleh pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang diperkirakan masih bisa tumbuh di atas 6 persen per tahun. (hm)