Bareksa.com - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengaku penurunan harga semen yang diumumkan pemerintah pekan lalu merupakan inisiatif perusahaan. Produsen semen terbesar nasional ini mengaku akan mengkaji harga setiap tiga bulan. Banyak analis mengatakan penurunan harga ini merupakan intervensi pemerintah karena diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan riset JP Morgan yang dikirmkan kepada nasabah, manajemen SMGR juga mengatakan perseroan dapat mengubah harga tanpa ijin pemerintah lagi. Seperti yang telah diberitakan, pemerintah mengumumkan penurunan harga semen sebesar Rp3000 per sak.
"Dengan asumsi harga tetap sepanjang 2015 setelah penurunan tersebut, SMGR memperkirakan pertumbuhan EBITDA 2-3 persen setahun. Namun angka tersebut masih bisa berubah" tulis JP Morgan dalam risetnya.
Di saat yang sama, manajemen SMGR menjelaskan bahwa harga semen curah saat ini lebih murah daripada harga semen kantong. Semen curah (bulk) berkontribusi 30 persen pendapatan SMGR pada 2014 dan manajemen memproyeksikan dapat menaikkan harganya untuk menjaga pendapatan.
Penghematan biaya yang dapat dilakukan SMGR adalah dengan mengurangi transportasi. Biaya transport mencakup 50 persen total biaya distribusi yang sudah turun 6 persen sejak awal 2015. Biaya terbesar kedua adalah kurs, tetapi ini di luar kendali manajemen.
Menurut manajemen, permintaan dan pasokan akan seimbang sepanjang 2015. Pasokan maksimal mencapai 2,1 metrik ton dan potensi permintaan maksimal 3,7 metrik ton atau naik 6 persen dalam satu tahun. Faktor yang positif bagi perseroan adalah penurunan inflasi dan potensi penurunan suku bunga yang mendorong permintaan.(al)