Bareksa.com - Sebelum hilangnya pesawat AirAsia dengan kode penerbangan QZ8501 rute Surabaya-Singapura, harga saham AirAsia Bhd (AIRA) sedang mengalami kenaikan harga imbas dari turunnya harga minyak dunia.
Harga saham AirAsia Bhd, induk usaha PT Indo AirAsia di bursa Malaysia pagi hari ini, Senin 29 Desember 2014 mengalami penurunan 7,82 persen menjadi RM2,72 per saham akibat hilangnya pesawat kemarin. (baca juga: Laba Membubung Sebelum Pesawat Hilang, Harga Saham AirAsia Menukik 7,48%)
Padahal sepanjang bulan Desember, saham AirAsia mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan yakni 17,6 persen. Pada akhir November 2014 harga masih MYR 2,5 per saham dan di akhir pekan lalu harga menyentuh MYR 2,94.
Grafik. Harga Saham AirAsia Periode 1 Januari - 29 Desember 2014
Sumber: yahoo.finance.com, diolah Bareksa.com
Harga minyak mentah jenis brent merosot dibawah level $70 per barel di awal Desember 2014. Kemarin minyak mentah jenis brent ditutup pada harga $59,45 per barel berdasar pada data oil-price.net. Artinya harga saham telah melorot 15,25 persen sepanjang bulan Desember ini.
Dari level tertinggi harga minyak jenis brent tahun ini, yakni pada 19 Juni 2014 pada harga $115,06 per barel, maka harga minyak telah ambrol 48,3 persen.
Penurunan harga minyak disambut positif oleh industri maskapai penerbangan, pasalnya sebagian besar biaya operasional berasal dari biaya bahan bakar.
Grafik. Harga Minyak Mentah Jenis Brent Periode 1 Januari - 26 Desember 2014
Sumber: oil-price.net
Pihak AirAsia masih berfokus pada pencarian korban sehingga belum memperhitungkan kerugian yang diderita atas kejadian ini. Mengutip CNN Indonesia, CEO Air Asia Grup Toni Fernandes mengatakan tidak ada yang lebih penting selain menjaga dan melayani keluarga penumpang. Pihaknya akan melakukan kerjasama dengan pemerintah dan berharap pesawat bisa di temukan secepatnya. (al,np)