Bareksa.com - Bank Sentral Amerika Serikat pada hari Rabu 17 Desember 2014 waktu setempat, merilis sinyal kuat bakal menaikkan suku bunga pada tahun depan. Sinyal ini mengubah haluan pernyataan The Federal Reserve (The Fed) sebelumnya untuk "menjaga suku bunga mendekati nol selama beberapa waktu" sebagai indikasi keyakinan The Fed terhadap kondisi perekonomian AS.
Menutup rapat dua hari di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang solid kuat tapi situasi ekonomi dunia yang mengkerut, The Fed mengatakan akan mengambil pendekatan yang "sabar" dalam memutuskan kapan menaikkan suku bunga.
Gubernur The Fed, Janet Yellen, dalam konferensi pers mengatakan bahwa "sabar" itu berarti Federal Open Market Committee (FOMC) tampaknya tidak akan menaikkan suku bunga "setidaknya dalam beberapa rapat berikutnya", atau artinya sampai sekitar April tahun depan.
Pasar saham AS dan imbal hasil obligasi langsung melonjak merespons pernyataan itu -- yang mengindikasikan keyakinan The Fed akan kondisi perekonomian AS sekaligus bakal ditempuhnya kebijakan untuk secara berangsur dan perlahan menaikkan suku bunga. Menunggu keputusan The Fed, dolar AS terus menguat terhadap berbagai mata uang lainnya.
Keputusan ini diambil setelah selama sepekan pasar keuangan global gonjang-ganjing dihantam menguatnya dolar AS di tengah kekhawatiran The Fed akan segera menaikkan suku bunga acuan. Krisis mengancam khususnya di zona euro, Jepang, dan Rusia.
"Berdasarkan penilaian saat ini, Komite memutuskan bisa bersabar dulu di tahap-tahap awal untuk melakukan normalisasi arah kebijakan moneter," demikian pernyataan The Fed.
Bank Sentral AS menyatakan keputusan ini konsisten dengan kebijakan sebelumnya yang menyatakan akan menunggu selama beberapa waktu sebelum menaikkan suku bunga. (Sumber: Reuters, kd)