Pelemahan Rupiah Kali Ini Tidak Ganggu Sektor Konstruksi, Apa Sebabnya?

Bareksa • 16 Dec 2014

an image
Pekerja memeriksa kondisi dan menghitung jumlah beton paku bumi di Pabrik Wika Beton (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Sebelum rupiah melemah, Hutama Karya telah melakukan pembelian barang modal yang impor

Bareksa.com - Pada tahun 2013 industri konstruksi gonjang-ganjing kerena melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Alasannya, karena harga komponen impor membengkak sehingga total pengeluaran membengkak melebihi nilai kontrak.

Hingga hari ini, nilai tukar rupiah juga melemah hingga mencapai titik terendah setelah tahun 1998. Lalu bagaimana sikap para kontraktor menghadapi pelemahan ini?

Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), I Gusti Ngurah Putra, mengungkapkan pelemahan rupiah saat ini tidak berpengaruh kepada perusahaannya.

"Kebetulan HK sampai saat ini sebelum rupiah melemah sudah menyelesaikan semua transaksinya, jadi tidak ada pengaruhnya," katanya kepada Bareksa.com, Selasa 16 Desember 2014.

Ngurah mengungkapkan, begitu mendapatkan proyek biasanya perseroan langsung melakukan transaksi untuk membeli bahan-bahan yang diperkirakan akan diimpor. Jadi di akhir tahun pihaknya tidak lagi melakukan pembelian dan hanya fokus dalam penyelesaian proyek.

Ia melanjutkan, untuk proyek-proyek konstruksi memiliki komponen impor yang berbeda-beda. Untuk proyek gedung komponen impornya diperkirakan sekitar 10 persen. Sedangkan untuk pengerjaan jalan biasanya antara 30 sampai 80 persen.

"Tergantung jenis proyeknya, kalau gedung kita paling banyak import lift dan mechanical electrical, sedangkan kalau jalan aspal tergantung pengerjaan jalannya namun biasanya antara 30-80 persen," katanya. (np)