Bareksa.com - Melemahnya kurs rupiah terhadap dolar seharusnya memberikan keuntungan bagi perusahaan berbasis ekspor seperti perusahaan tambang batubara seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) karena pendapatan yang mereka peroleh dalam bentuk dolar.
Tapi harga saham produsen batubara justru ambrol hingga lebih rendah dari harga pada awal Januari 2008, kenapa?
Seiring dengan pelemahan nilai tukar, harga batubara juga mengalami pelemahan. Berdasar pada data Newcastle, harga batubara merosot hingga $62,65 per ton kembali pada harga akhir tahun 2008.
Melorotnya harga batubara terjadi akibat adanya pembangunan produksi shale gas, setelah Amerika berhasil memiliki teknologi untuk memproduksi energi tersebut.
Grafik Harga Komoditas Batubara
Sumber: infomine.com
Menurut laporan riset CIMB Securities yang telah disampaikan kepada nasabah, turunnya harga batubara juga terjadi akibat melemahnya permintaan batubara. Permintaan batubara dalam dua tahun terakhir menurun seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi China. Sementara supply batubara dan sumber energi lain seperti minyak dan gas dalam negeri meningkat sehingga China memotong impor batubara.
Akibatnya harga saham produsen batubara secara year-to-date ambrol berdasar pada data Bareksa. Hanya saham PTBA yang masih memberikan return 27,88 persen. Penurunan paling dalam terjadi pada harga saham BUMI yang merosot 76,72 persen. Selanjutnya diikuti penurunan saham ITMG dan HRUM masing-masing sebesar 42,7 persen dan 37,64 persen.
Grafik. Return harga saham tambang batu bara periode year-to-date
sumber:bareksa.com
Jika kita kembali ke tahun 2008 -- ketika harga batubara juga merosot di bawah $70 per ton -- harga saham produsen batubara anjlok rata-rata 60 persen berdasar pada data Bareksa.
Return dari awal Januari 2008 hingga 11 Desember 2014, harga saham produsen batubara masih negatif kecuali saham PTBA. Artinya, harga saham ADRO, BUMI, HRUM dan ITMG saat ini belum kembali ke harga pada awal Januari 2008.
Grafik Return Saham Pertambangan
sumber:bareksa.com
CIMB memprediksi harga batubara saat ini sudah mencapai level terendah. Karena pada harga ini, banyak produsen batubara kecil yang mengalami kerugian dan berhenti berproduksi. Ini menyebabkan supply batubara terutama dari Indonesia akan mengalami penurunan. Dengan penurunan supply batu bara, harga batubara akan kembali meningkat. (np)