Jual Aplikasi Android, Anthony Tan Keruk Lebih dari Rp20 Miliar Sebulan

Bareksa • 27 Nov 2014

an image
Anthony Tan, Founder GrabTaxi

Saat ini aplikasinya melayani tiga permintaan booking taksi setiap detiknya.

Bareksa.com - Jika ada pertanyaan bagaimana menghasilkan uang $19 juta atau lebih dari Rp20 miliar setiap bulannya mungkin pertanyaan tersebut paling cocok ditujukan ke Anthony Tan. Pasalnya pengusaha asal Malaysia ini berhasil mendapatkan penghasilan tersebut  hanya dalam waktu dua tahun. 

Anthony baru saja membangun bisnis melalui aplikasi GrabTaxi pada tahun 2012. Namun aplikasi tersebut saat ini sudah menyebar ke enam negara di Asia Tenggara.

"Negara terakhir adalah Indonesia dan sebelumnya kita sudah Di Manila, Johor, Singapura dan berbagai kota di negara-negara lainnya," kata Tan ketika ditemui Bareksa.com di Jakarta, Rabu 26 November 2014.

Tan menyebut saat ini GrabTaxi ada 66 kota di Asia Tenggara dan setiap harinya dijalankan oleh 50-60 juta supir. Bahkan setiap detiknya ada tiga pesanan taksi yang dilayani oleh aplikasinya tersebut.

Ide aplikasi ini sendiri menurutnya berawal dari kekhawatirannya akan supir taksi konvensional saat dirinya masih berkuliah. Supir taksi yang ada dianggap tidak terlalu dapat dipercaya karena kurangnya data diri.

Oleh karena itu, di GrabTaxi ia juga menyertakan data-data supir yang terdaftar sehingga penumpang bisa merasa lebih aman. Ia juga selalu meminta supir untuk bertemu langsung dengan perwakilan wilayah.

Tan mengatakan, kunci suksesnya adalah dengan mengikuti budaya yang ada di setiap lokasi. GrabTaxi, menurutnya, selalu menyertakan customer service yang bisa berbicara dengan bahasa setempat. Cara ini dinilai Tan bisa membuat konsumen lebih nyaman karena komunikasi menjadi lebih mudah.

Selain itu, pihaknya juga tidak mengambil keuntungan yang banyak. Per harinya, Tan hanya menarik biaya satu dolar amerika. Jumlah ini tentu disesuaikan dengan nilai tukar mata uang tersebut terhadap dolar.

Selain itu ia juga menetapkan pembayaran hanya dilakukan lewat uang cash dan bukan melalui kartu kredit atau pun kartu debit. Alasannya karena mayoritas supir taksi lebih senang memegang uang cash dibandingkan sistem pembayaran lainnya. (np)