Bareksa.com – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kemarin mengumumkan telah memperoleh penundaan kewajiban utang dari pengadilan Singapura selama enam bulan ke depan sehingga mendapat perlindungan terhadap upaya hukum dan upaya paksa dari pihak kreditor.
Produsen batubara milik grup Bakrie ini sudah meminta pengadilan untuk memfasilitasi pembicaraan dengan para pemegang obligasi, seperti diungkapkan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
Obligasi tersebut diterbitkan oleh anak-anak perusahaan yang berkedudukan di Singapura. Obligasi ini diantaranya Guaranteed Senior Secured Notes senilai $300 juta dengan kupon 12 persen yang diterbitkan Bumi Capital Pte.Ltd; Guaranteed Senior Secured Notes senilai $700 juta dengan kupon 10,75 persen diterbitkan oleh Bumi Investment Pte.Ltd; dan terakhir Guaranteed Convertible Bonds senilai $375 juta dengan kupon 9,25 persen.
Di tengah gunungan hutang yang membelit PT Bumi Resources Tbk (BUMI), secara rasio keuangan sanggupkah membayar beban tersebut?
Utang Bumi Resources tercatat sebesar Rp51,12 triliun di semester I-2014, meningkat Rp6,63 triliun dibandingkan kuartal I yang sebesar Rp44,48 triliun. Jika dilihat tahun-tahun sebelumnya, utang Bumi selama 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan, jumlah utang di tahun 2013 meningkat 48 persen menjadi Rp 52,96 triliun dari sebelumnya di tahun 2009 sebesar Rp35,77 triliun.
Manajemen Bumi Resources sempat melakukan Right Issue di bulan Juni 2014 untuk mengurangi utang jangka pendeknya tersebut, tetapi hanya terserap sedikit karena ketidakpercayaan investor terhadap manajemen.
Grafik Total Utang Bumi Resources Periode 2009-2014 (dalam Miliar Rupiah)
Sumber: Bareksa.com
Peningkatan utang yang terjadi menyebabkan beban bunga dan keuangan yang harus dibayarkan tiap tahun pun meningkat. Sementara, laba usaha yang dihasilkan malah terus mengalami penurunan seiring penurunan harga batubara. Bahkan sejak tahun 2012, beban bunga Bumi Resources sudah melebihi laba usaha yang menunjukan bahwa secara operasional sudah tidak mampu lagi membayar beban bunga.
Perbandingan Laba Usaha Terhadap Beban Bunga (dalam Miliar Rupiah)
Sumber: Bareksa.com
Hal ini menyebabkan Interest coverage ratio mencapai dibawah nilai 1 kali. Pada tahun 2012 dan 2013, Interest coverage ratio masing-masing mencapai 0,7 kali dan 0,35 kali. Terparah pada kuartal I-2014 yang besarnya hanya 0,09 kali.
Berdasarkan Investopedia.com, Interest coverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga. Nilai interest coverage ratio untuk perusahaan yang sehat haruslah di atas 1 kali.
Jika nilai interest coverage ratio berada di bawah 1 kali, maka perusahaan tersebut menunjukan adanya masalah dalam menghasilkan cash flow untuk membayar beban bunga atau memiliki rapor merah sehingga harus sangat diwaspadai. Perusahaan tersebut juga berpotensi besar mengalami kebangkrutan jika pendapatan perusahaan tersebut mengalami penurunan.
Grafik Interest Coverage Ratio Bumi Resources (Periode 2009-2014)
Sumber: Bareksa.com
Rasio interest coverage ratio Bumi Resources nilainya terus menyusut hingga 0,22 kali di semester I-2014, padahal di tahun 2009 masih sebesar 3,42 kali. Hal tersebut memberikan sinyal yang mengkhawatirkan untuk pemegang obligasi karena mencerminkan Bumi Resources tidak mempunyai kemampuan bayar pokok maupun bunga obligasi yang telah diterbitkan.
Kondisi ini diperparah dengan prospek industri batubara ke depannya yang dinilai masih suram akibat melemahnya permintaan impor batubara China.
Harga saham produsen batubara milik grup Bakrie ini terus merosot hingga mencapai harga Rp95 per saham pada jam 14.10 WIB hari ini.
Standard & Poor's juga menurunkan rating kredit atas obligasi Bumi Resources dari CCC- menjadi D (Default). Aksi tersebut diduga akibat kekhawatiran investor terkait ketidakmampuan Bumi Resources untuk membayar utang-utangnya.
Manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) harus ‘memutar otak’ agar beban bunga yang dalam dua tahun terakhir ini menyebabkan kerugian, dapat diatasi. (np)
* Tambahan laporan dari Ni Putu Kurnia Sari