Pertumbuhan Ekonomi China Turun Ke 7,3%; Ekspor Indonesia Lebih Tertekan

Bareksa • 21 Oct 2014

an image
A woman rides past the headquarters of the People's Bank of China, the Chinese central bank, in Beijing (REUTERS/Petar Kujundzic)

Dampak tersebut sudah dirasakan oleh Indonesia sejak awal perlambatan ekonomi

Bareksa.com - Penurunan pertumbuhan ekonomi China ke level 7,3 persen bisa berdampak cukup besar terhadap ekspor Indonesia karena China merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar Indonesia khususnya ekspor batubara.

"Dampak tersebut sudah dirasakan oleh Indonesia sejak awal perlambatan ekonomi. Sepertinya pemerintah China mempertahankan pertumbuhan ekonomi dikisaran 7 persen sehingga kita saat ini tidak akan melihat tingkat pertumbuhan China seperti dulu yang selalu berada di atas 10 persen," ujar Dian Yustina, ekonom PT Bank Danamon.

China saat ini mengalami ekspansi kredit yang cukup tinggi sehingga pemerintah menaikkan cadangan wajib bank (reserve requirement) untuk mengerem laju kredit.

Sementara itu, ekspor Indonesia ke China khususnya untuk batubara menurun karena permintaan akan batubara turun secara signifikan. China telah menerapkan pembatasan terhadap impor batubara untuk melindungi industri domestiknya.

"Harga komoditas dunia juga mengalami penurunan, sehingga saat ini lebih baik kita fokuskan pada ekspor manufaktur," tambah Dian kepada Bareksa.com.

Negara tujuan ekspor manufaktur terbesar adalah Amerika dan Eropa dengan barang yang diekspor terbesar berupa tekstil, peralatan listrik dan produk yang terbuat dari karet.

Jika Indonesia fokuskan untuk ekspor manufaktur, maka kondisi ekspor Indonesia tidak akan terlalu terpengaruh terhadap penurunan harga komoditas dunia, papar Dian. (np)