Bareksa.com - Jumat lalu, rupiah bertengger di atas level Rp12.000. Padahal, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mematok kurs dolar Amerika ke rupiah di rentang Rp11.500-Rp12.000 tahun ini. KAEF berkepentingan membuat patokan rentang rupiah demi memprediksi biaya produksi yang harus mereka keluarkan karena masih mengandalkan bahan baku impor.
Jika pelemahan rupiah tak kunjung surut, KAEF sudah memiliki 3 strategi untuk meminimalisasi lonjakan beban. Pertama, natural hedging, adalah mengerek ekspor ketika impor membesar.
Kedua, meningkatkan efisiensi produksi dengan tidak mengalokasikan belanja mesin baru pada sisa bulan akhir tahun ini. Sebagai gantinya, KAEF akan berupaya mengoptimalkan penggunaaan mesin produksi yang sudah dimiliki.
“Kami akan menekan di biaya tetap untuk mengompensasi kenaikan biaya variabel yang didalamnya ada bahan baku impor. saat ini kami sudah menekan biaya penjualan menjadi 72 persen,” kata Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman.
Ketiga, menaikkan harga jual obat. KAEF menerapkan strategi ini agar laba bersih tidak tergerus. (NP)
KONTAN, hal. 13