Malaysia Bebaskan Pajak Ekspor CPO, Indikasi Lemahnya Permin

Bareksa • 05 Sep 2014

an image
Pekerja mengepak minyak goreng di Pabrik Pengolahan Minyak Kelapa Sawit PT SMART Tbk, Kawasan Industri Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (17/6) - (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Pembebasan pajak diprediksi akan juga diikuti oleh Pemerintah Indonesia Oktober ini

(Update: stok persedian dan produksi kelapa sawit Malaysia di paragraf 7 dan 8)

Bareksa.com – Pemerintah Malaysia mengumumkan untuk membebaskan pajak ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil) yang sebesar 4,5 persen selama dua bulan, September dan Oktober 2014.
 
Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan ekspor CPO sebesar 600 ribu metrik ton serta menjaga stok persediaan sebesar 1,6 juta ton.

Riset CLSA yang dikirim kepada nasabah mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia mengindikasikan dua hal :

Pertama menunjukan permintaan CPO melemah signifikan sehingga menimbulkan risiko besar dari kenaikan persediaan. Dan yang kedua, Malaysia tidak percaya diri bahwa harga CPO akan naik dalam waktu dekat.

CLSA memprediksi Oktober nanti Indonesia juga akan membebaskan pajak ekspor CPO untuk bulan Oktober 2014 mengingat turunnya harga CPO ke level USD750 per ton.

Penghapusan pajak diperkirakan tidak akan mendorong kenaikan harga CPO terlalu banyak karena kedelai, yang merupakan substitusi CPO, juga mengalami masa panen di akhir tahun ini.

Stok persediaan kelapa sawit di Malaysia naik 16 persen menjadi 1,95 juta ton sekarang ini, dibanding 1,68 ton pada bulan Juli, menurut median dari prediksi 6 perusahaan kelapa sawit yang disurvei oleh Bloomberg. 

Produksi kelapa sawit naik 13 persen ke 1,88 juta ton, tertinggi sejak Oktober tahun lalu, menurut survei Bloomberg. Malaysian palm oil board akan mengumumkan data produksi kelapa sawit aktual pada tanggal 10 September.  (QS)